BOLASPORT.COM - Eks bek Manchester City, Micah Richards, mengaku tak senang dengan reaksi heboh kedatangan Ralf Rangnick ke Manchester United.
Manchester United memulai era baru di bawah pelatih interim, Ralf Rangnick.
Pada Senin (29/11/2021), Man United telah resmi mengumumkan bahwa Ralf Rangnick menjadi pelatih sementara hingga akhir musim 2021-2022.
Rangnick diikat kontrak selama 6 bulan sebelum nantinya menjabat sebagai konsultan Man United selama dua tahun.
Sebelumnya, Rangnick bekerja di Lokomotiv Moskva sebagai Direktur Olahraga dan Pengembangan Klub.
Adapun Rangnick masih harus menuntaskan visa kerjanya di Inggris terlebih dahulu sebelum menukangi Man United.
Kedatangan Rangnick diharapkan mampu memperbaiki performa Man United pada musim ini.
Baca Juga: Mohamed Salah Akui Bisa Gahar di Liverpool Berkat 2 Klub Liga Italia
Di Liga Inggris musim ini, Man United terseok-seok di posisi 8 klasemen dengan mengoleksi 18 poin dari 13 pertandingan.
Rangnick dikenal sebagai pelopor filosofi gegenpressing.
Gegenpressing merupakan gaya permainan di mana tim langsung menekan lawan setelah kehilangan bola.
Selain itu, Rangnick juga merupakan mentor dari pelatih top seperti Juergen Klopp, Thomas Tuchel, dan Julian Nagelsmann.
✨ @Sanchooo10
???? @Cristiano
???? @D_DeGeaVote for your November Player of the Month now! ????#MUFC
— Manchester United (@ManUtd) November 30, 2021
Kedatangan Rangnick ke Man United ini disambut heboh para penggemar Setan Merah.
Akan tetapi, eks bek Manchester City, Micah Richards, mengaku tak senang dengan reaksi heboh tersebut.
"Anda tahu mengapa saya mengerang? Saya akan memberi tahu Anda mengapa saya mengerang!" kata Richards seperti dilansir BolaSport.com dari BBC.
"Semua orang bereaksi seolah-olah Rangnick semacam Mesias seperti dia datang ke Inggris dan dia memenangi lima trofi liga."
"Reaksi berlebihan yang sangat masif," ucap Richards melanjutkan.
Baca Juga: Menang Ballon d’Or, Lionel Messi Malah Tergocek Teman Sendiri
View this post on Instagram
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | BBC |
Komentar