BOLASPORT.COM - Berbagai sanksi mengancam Juventus jika terbukti bersalah dalam pusaran skandal pemalsuan laporan keuangan, mulai dari sekadar denda hingga degradasi dari Liga Italia Serie A.
Juventus sedang terseret kasus dugaan pemalsuan laporan keuangan dalam investigasi yang digelar Guardia Di Finanza atau polisi keuangan Italia.
Penyelidikan ini menyeret beberapa nama dan merambah ke dugaan kasus yang lebih luas.
Buntutnya, desas-desus soal potensi sanksi yang mungkin diterima Juventus ikut meluas.
Pekan lalu, Guardia Di Finanza menggeledah kantor klub di Continassa guna memeriksa bukti apakah benar ada potensi manipulasi data dalam laporan finansial klub tiga tahun terakhir.
Hal yang menjadi sorotan otoritas adalah Juve diduga melakukan penggelembungan nilai transfer pemain mencurigakan sejumlah total 50 juta euro dan rekening lainnya.
Bianconeri disangka mencantumkan nilai lebih tinggi dalam transfer 42 pemain dari jumlah uang yang sebenarnya berputar.
Simpelnya, klub diduga membesar-besarkan nilai para pemain bersangkutan dalam laporannya, padahal aslinya jauh lebih rendah.
Kecurigaan menguat setelah beberapa pemain muda yang ditransaksikan ada yang memiliki nilai amat tinggi, padahal mereka tak terpakai di tim utamanya.
These 42 transfers that Juve have made in these few years are being investigated. pic.twitter.com/oxsmvuZ01N
— FedeNerazzurra (@FNerazzurra1908) November 28, 2021
Belakangan, transfer megabintang Cristiano Ronaldo ke Manchester United ikut diselidiki.
Musim panas tahun ini, Ronaldo dilego Juventus senilai 23 juta euro, termasuk 8 juta dalam bentuk bonus performa.
Tetapi, dicurigai ada kesepakatan rahasia yang tak terungkap ke publik dalam proses tersebut.
Baca Juga: Skandal Keuangan Juventus, Dokumen Transfer Ronaldo Jadi Barang Paling Dicari
Dikutip BolaSport.com dari La Gazzetta dello Sport, otoritas juga masih mencari 'dokumen rahasia' yang dibutuhkan guna membuktikan laporan fiktif, di mana Juve diduga mencantumkan kerugian 209 juta euro, padahal sebenarnya sampai menyentuh 240 juta.
Sementara itu, nilai aset bersihnya dilaporkan 29 juta euro, alih-alih 2 juta euro dari jumlah sebenarnya.
Manipulasi data finansial ini dilakukan guna mengakali regulasi Financial Fair Play UEFA.
Juventus harus mencapai titik kelayakan tertentu dalam kondisi keuangan mereka agar inheren dengan peraturan.
Karena itu, potensi sanksi yang mungkin diberikan juga tergantung sejauh apa hasil investigasi otoritas berwenang.
Berbagai kemungkinan mencuat, sebagai contoh aktual dialami Chievo dan Cesena pada 2018.
Baca Juga: Jadwal dan Klasemen Liga Italia - Inter Milan Lakoni Derbi Mourinho, AC Milan Bisa Mulus ke Puncak
Untuk kasus yang bisa dibilang serupa, Chievo mengalami pengurangan poin di klasemen Liga Italia.
Bentuk hukuman paling ringan adalah denda, sementara sanksi berat bisa berujung pencopotan scudetto Liga Italia 2019-2020, atau pencoretan dari kompetisi nasional dan internasional, hingga mungkin yang paling ngeri: degradasi.
Potensi pencoretan dari kejuaraan yang diikuti merupakan konsekuensi pelanggaran terhadap FFP mengenai lisensi klub untuk berkompetisi.
Pihak Juventus sendiri tak menampik soal potensi kerugian yang bisa mereka alami jika terbukti bersalah.
Baca Juga: Juventus Kini Lebih Payah dari Era Pirlo, Allegri Ngaku Timnya Memang Bukan Calon Juara
"Jika hasil investigasi menghasilkan putusan akhir, mungkin ada dampak negatif yang signifikan terhadap reputasi dan situasi ekonomi, kapital, dan posisi keuangan klub," tulis pernyataan Juventus.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Gazzetta.it, football-italia.net |
Komentar