BOLASPORT.COM - Hengkangnya Neymar ke Paris Saint-Germain (PSG) pada 2017 dinilai menjadi awal kemunduran prestasi Barcelona.
Barcelona seperti sedang berada pada titik terendah mereka.
Pada matchday terakhir babak penyisihan Grup E Liga Champions 2021-2022, Kamis (9/12/2021) dini hari WIB, Barcelona harus kalah 0-3 dari Bayern Muenchen di Allianz Arena.
Pada laga tersebut, Barcelona sudah tertinggal 0-2 di babak pertama setelah gawangnya dijebol Thomas Mueller (menit ke-34) dan Leroy Sane (43').
Klub asal Catalunya itu semakin menderita di paruh kedua lantaran kebobolan lagi lewat gol dari Jamal Musiala (62').
Dengan hasil tersebut, Barcelona harus turun kasta ke Liga Europa karena finis di posisi ketiga klasemen Grup E dengan 7 poin.
Prestasi Blaugrana di liga domestik pun tak lebih baik.
Mereka masih terkatung-katung di posisi ke-7 klasemen sementara Liga Spanyol dengan 23 poin.
Baca Juga: Bikin Emosi, Anak Terbuang Barcelona Nonton Netflix Setelah Dibantai Bayern Muenchen
Masih jauh dari posisi empat besar, apalagi menggeser musuh bebuyutan mereka, Real Madrid, di puncak klasemen.
Dengan reputasi Barcelona yang pernah mendominasi Eropa, situasi klub saat ini menjadi banyak pembicaraan.
Jurnalis Spanyol, Alfredo Martinez, mengatakan tanda-tanda kejatuhan Barcelona sudah dimulai sejak mereka melepas Neymar ke PSG.
Baca Juga: Calon Lawan Barcelona di Play-off Liga Europa, Harusnya Lolos Tanpa Berkeringat
“Awal mula keruntuhan Barcelona terjadi saat Neymar pergi,” kata Martinez.
Martinez memaparkan bahwa kondisi Barcelona saat ini adalah efek kumulatif dari momen tersebut.
Neymar pindah ke PSG pada 2017 dengan nilai transfer 222 juta euro atau Rp 3,5 triliun.
Baca Juga: Xavi Hernandez Murka, Sergio Busquets cs Disebut Tak Niat Main untuk Barcelona
Nilai itu menjadikan Neymar pemain dengan nilai transfer termahal di dunia.
Masalahnya, Barcelona tidak bisa memanfaatkan uang penjualan Neymar dengan baik
Mereka mendatangkan Ousmane Dembele dan Philippe Coutinho dengan transfer masing-masing 105 juta euro (Rp 1,7 triliun) serta 135 juta euro (Rp 2,1 triliun).
Keduanya gagal menunjukkan penampilan sesuai harapan.
Kondisi itu diperparah dengan kepergian Lionel Messi pada awal musim 2021-2022.
Tim Barcelona sendiri sadar bahwa kondisi mereka memprihatinkan.
Presiden Barcelona, Joan Laporta, meminta timnya kembali fokus setelah tersisih dari Liga Champions.
"Kami sedih dengan hasil ini, tetapi kami harus tetap melanjutkan pekerjaan," kata Laporta, dikutip BolaSport.com dari Sport.
"Ini adalah momen bagi kami untuk memperbaiki diri dan mencoba mengembalikan situasi,” ujarnya.
Pelatih Barcelona, Xavi Hernandez, pun menilai timnya harus mengevaluasi diri.
"Kami tak kompeten. Saya katakan kepada para pemain hari ini adalah era baru, sebuah titik balik," kata Xavi dilansir BolaSport.com dari Mundo Deportivo.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Barca Universal |
Komentar