BOLASPORT.COM - Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong mendukung penerapan VAR di Piala AFF.
Laga semifinal Piala AFF 2020 mendapatkan sorotan dari banyak pihak.
Terutama terkait keputusan wasit yang mengundang kontroversi.
Penalti harusnya diberikan kepada timnas Indonesia melawan Singapura (22/12/2021).
Saat itu, Ricky Kambuaya sedang merebut bola.
Namun, salah satu bek Singapura mencoba mengambil bola dengan memotong kaki Kambuaya di dalam kotak penalti.
Hasilnya, wasit Kim Hee Gon memutuskan memberikan pelanggaran tapi diputuskan berada jauh dari kotak penalti.
Baca Juga: Buffon Blak-blakan, Sebut Juventus Kehilangan Jati Diri karena Ronaldo
Nasib yang sama juga terjadi saat semifinal leg antara timnas Vietnam menghadapi Thailand (23/12/2021).
Saat itu, terjadi perebutan bola di kotak penalti Thailand.
Salah satu pemain terlihat gagal mengontrol bola dengan maksimal dan menyentuh bola menyentuh tangan salah satu pemain.
Wasit Saoud Ali tidak menyatakan handball dan meneruskan pertandingan.
Baca Juga: Cabut Laporan ke Polisi dan FIFA, Persikabo 1973 dan Alex Goncalves Berdamai
Melihat tayangan ulang, pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong menilai Vietnam seharusnya mendapatkan penalti.
Sama seperti saat Kambuaya dilanggar di kotak penalti pada leg pertama.
Dia juga mempertanyakan kenapa dua pertandingan tersebut tidak diberikan penalti.
"Vietnam harusnya dapat penalti kick juga."
"Tetapi sampai saat ini saya bingung kenapa tidak diberkan penalti."
"Apakah itu salah wasit atau tidak," kata Shin Tae-yong saat sesi jumpa pers yang dihadiri BolaSport.com.
Baca Juga: Demi Bisa Boyong Ferran Torres dari Man City, Barcelona Rela Lepas 8 Pemain Pinggiran
Pelatih asal Korea Selatan ini menilai jika kompetisi sekelas Piala AFF harusnya memiliki VAR.
Menurutnya, ini perlu dilakukan untuk memberikan rasa keadilan bagi semua tim di lapangan.
"Untuk meningkatkan turnamen ini memang para pemain harus bekerja keras lebih dan sangat membutuhkan VAR," pungkasnya.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar