BOLASPORT.COM - Mantan pembalap MotoGP, Casey Stoner, memenangkan gelar juara dunia tahun pertama bersama Ducati dan Honda pada 2007 dan 2011.
Casey Stoner dengan mudah menjelaskan mengapa perubahan itu begitu mudah baginya.
Dengan gaya mengemudinya yang spektakuler, Casey Stoner memiliki pengaruh yang bertahan lama pada MotoGP selama masih aktif berkarier sebagai pembalap.
Pria asal Australia itu memenangkan gelar juara dunia bersama Ducati dan Honda. Hebatnya, Stoner memenangkan titel juara dunia pada tahun pertamanya bersama tim.
Baca Juga: Merasa Tak Berhasil, Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia Ubah Susunan Pelatih
Pada musim 2007, Stoner memberikan Ducati satu-satunya gelar MotoGP hingga saat ini. Empat tahun kemudian ia meraih gelar juara dunia bersama Honda RC212V.
Mengapa Stoner begitu cepat setiap kali berganti merek dari Honda ke Ducati dan dari Ducati ke Honda?
"Saya tidak terlalu bangga dalam memberi tahu saya apa yang harus dilakukan motor. Saya selalu siap bekerja dengan motor dan mencari tahu apa yang diinginkan motor," kata Stoner dilansir BolaSport.com dari Motorsport-total.
"Kepala kru saya selalu sangat bagus. Kolaborasi dengan Cristian (Gabbarini) sangat sukses," ucap Stoner mengenang kru lama yang menemaninya dari Ducati ke Honda saat itu
Gabbarini sekarang bekerja untuk Ducati lagi dan menangani desmosedici pabrikan Francesco Bagnaia.
Dalam beberapa tahun terakhir tampak pembalap berganti dari satu pabrikan ke pabrikan lainnya. Contoh menonjol dari hal ini adalah Jorge Lorenzo, Cal Crutchlow, Johann Zarco, tetapi juga Valentino Rossi.
Baca Juga: Media Negeri Jiran Soroti Kisah Sedih Bulu Tangkis Malaysia
"Banyak pembalap lebih suka melakukan banyak putaran dan membangun feeling. Mereka menunggu feeling berkembang," ujar Stoner.
"Saya tidak pernah menginginkan itu. Saya tahu bagaimana menjadi cepat dengan motor yang berbeda. Anda mencapai titik dengan cukup cepat di mana Anda sekitar satu detik dari batas Anda. Kemudian ini tentang penyesuaian."
"Anda harus mencari tahu apa yang perlu Anda ubah tentang diri Anda. Itu adalah hal yang istimewa bagi saya. Berbeda dengan yang lain saya suka beradaptasi dengan para pembalap," tutur pria berusia 36 tahun itu.
"Banyak pembalap mengklaim bahwa motor tertentu tidak selaras dengan gaya mereka sendiri dan tidak melakukan apa yang diinginkan pembalap masing-masing. Entah Anda membawa motor ke titik di mana ia melakukan apa yang Anda inginkan."
"Atau Anda harus melakukan apa yang diinginkan sepeda motor. Setiap motor memiliki kekuatan dan kelemahannya," aku Stoner.
Baca Juga: Meski Tampil Kuat, Ducati Disebut Honda Bukan Ancaman Serius pada MotoGP 2022
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motorsport-total.com |
Komentar