BOLASPORT.COM - Indonesia tampil tidak meyakinkan pada fase awal perjalanan mereka ke Eropa untuk Sudirman Cup 2021 di Vantaa, Finlandia.
Tim bulu tangkis Indonesia menjadi pemuncak klasemen grup. Namun, mereka telah berjuang melawan Kanada dan Denmark dan harus bangkit dari ketinggalan (1-2) pada kedua pertandingan.
Perjuangan tim bulu tangkis Indonesia tidak berlangsung lama setelah babak penyisihan grup, karena kalah dari Malaysia yang relatif tidak berpengalaman pada perempat final Sudirman Cup 2020.
Andalan Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie tampil jauh dari penampilan terbaiknya. Hal itu membuat peluang Indonesia pada Thomas Cup 2020 tidak terlihat terlalu cerah.
Baca Juga: Pisah dari Chan Peng Soon, Goh Liu Ying Akan Kembali dengan Tandem Baru pada Maret 2022
Shesar jadi penyelamat tim
Tim Thomas Indonesia memulai perjalanan pada Thomas Cup 2020 di Aarhus, Denmark dengan i menang 5-0 atas Aljazair. Mereka terancam tumbang dari Thailand saat tertinggal 1-2.
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Shesar Hiren Rhustavito lalu melakukan aksi penyelamatan.
Shesar sekali lagi menjadi pahlawan mereka pada pertandingan terakhir grup melawan Taiwan. Saat itu, ia memenangkan pertandingan menegangkan pada gim ketiga melawan Chi Yu Jen untuk membantu Indonesia memuncaki Grup A.
Pebul tangkis Indonesia temukan performa terbaik
Saat Indonesia menghadapi Malaysia pada perempat final, Anthony dan Marcus/Kevin membalas kekalahan mereka pada Sudirman Cup (masing-masing dari Lee Zii Jia dan Aaron Chia/Soh Wooi Yik), sebelum Jonatan Christie mengalahkan Ng Tze Yong dalam maraton 75 menit.
Pada semifinal, Indonesia melawan tuan rumah Denmark, yang secara luas dianggap memiliki tim paling lengkap untuk Thomas Cup.
Dipimpin oleh juara Olimpiade Tokyo 2020, Viktor Axelsen dan dengan pemain sekelas Anders Antonsen, Rasmus Gemke, Hans-Kristian Solberg Vittinghus, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen dan lainnya dalam skuad, Denmark adalah paket yang tangguh.
Baca Juga: Jadi Direktur Kepelatihan BAM, Rexy Mainaky 1 Tim dengan Flandy Limpele
Vittinghus, pahlawan kemenangan Denmark pada final Thomas Cup 2016 saat menghadapi Indonesia sekali lagi ditempatkan di slot favoritnya atau partai kelima untuk menjumpai Shesar.
Axelsen seperti yang diharapkan mampu mengalahkan Anthony. Namun, Minion (julukan Marcus/Kevin) menyamakan kedudukan dengan Denmark menjadi 1-1.
Antonsen lebih difavoritkan daripada Jonatan mengingat penampilan terakhir mereka, tetapi Jonatan tampil luar biasa pada hari itu, menjaga kecepatan dan menunjukkan performa yang mantap dalam pertandingan yang berlangsung 100 menit.
Fajar/Rian menutup pertandingan bagi Indonesia untuk menghancurkan harapan indah Denmark untuk meraih gelar di kandang sendiri.
Pada semifinal lainnya, China telah mengalahkan Jepang.
Langkah Kejutan
Pada babak final, Indonesia meluncurkan langkah taktis yang paling tak terduga. Fajar/Rian menjadi ganda pertama, Minion dipecah dengan Kevin ditandemkan bersama Daniel Marthin yang menjadi ganda kedua.
Kekuatan Indonesia adalah pada pasangan ganda regulernya, dan Minion telah memberikan poin pada ketiga pertandingan sebelumnya.
Seberapa berisikokah langkah itu untuk mempromosikan Daniel yang baru saja keluar dari tahun-tahun juniornya.
Ternyata, dia tidak dibutuhkan. Indonesia menutupnya pada tiga laga pertama.
Anthony solid melawan Lu Guang Zu dan Fajar/Riam mengalahkan He Ji Ting/Zhou Hao Dong, meninggalkan panggung bagi Jonatan untuk menyelesaikan kemenangan ketiganya yang luar biasa.
Baca Juga: Rexy Mainaky Jadi Direktur Kepelatihan Sektor Ganda BAM
Pemain berusia 24 tahun itu telah memainkan dua pertandingan maraton pada dua hari sebelumnya.
Jonatan membuat Li Shi Feng tak berdaya pada gim ketiga, sementara China berantakan. Jika Shesar telah memainkan peran penting dalam perjalanan awal Indonesia, Jonatan erdiri tegak untuk menyegel di akhir.
"Pada gim ketiga saya bilang, ayo kita main 100 menit lagi. Saya hanya memotivasi diri saya sendiri. Pertandingan terakhir saya memberi saya kepercayaan diri. Saya sudah siap selama 120 menit lagi," kata Jonatan dilansir dari BWF Badminton.
Hampir dua dekade setelah terakhir kali mereka memenangkannya, Thomas Cup sekali lagi menjadi milik Indonesia.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BWF Badminton |
Komentar