BOLASPORT.COM - Mantan Direktur Honda Racing Corporation, Livio Suppo, mengkritisi arah kebijakan Honda setelah terus mendapat hasil buruk pada MotoGP.
Dalam wawancara bersama Men on Wheels Magazine, Livio Suppo menganalisis masalah yang menimpa Honda.
Petaka mulai melanda Honda pada 2020 ketika pembalap andalan, Marc Marquez, mengalami cedera berkepanjangan.
Absennya Marc Marquez tanpa disangka berdampak kepada penurunan prestasi tim berlogo sayap emas itu.
Baca Juga: Punya Ayah Tidak Normal Bikin Rossi Jadi Pembalap Sukses pada MotoGP
Lubang kosong yang ditinggalkan Marquez tak mampu ditutup pembalap Honda lainnya.
Untuk pertama kalinya dalam satu dekade Honda sama sekali tidak terlibat dalam persaingan perburuan gelar juara.
Catatan minor Honda berlanjut pada musim 2021.
Kembalinya Marquez tak cukup mengangkat prestasi Honda secara signfikan. Maklum, Marquez belum pulih sempurna sampai kembali cedera pada akhir musim.
Baca Juga: Masih Tak Ada Marc Marquez Saat Honda Perkenalkan Tim untuk MotoGP 2022
Pada akhirnya hanya Marquez yang mampu mempersembahkan kemenangan bagi Honda.
Tiga kemenangan dibukukan Marquez dengan dua kemenangan diraih di sirkuit andalannya yaitu Sachsenring dan Sirkuit Americas.
Situasi yang dialami Honda mengundang respon keras dari mantan petinggi mereka, Livio Suppo.
Livio Suppo mengkritisi pengembangan motor RC213V yang membuat pembalap selain Marquez kesulitan.
Baca Juga: Bos Yamaha Bicara Situasi pada MotoGP 2021 yang Dibumbui Banyak Drama
"Sudah terlihat jelas dari tahun lalu bahwa pengembangan tidak berjalan ke arah yang tepat," tutur Suppo, dilansir BolaSport.com dari Motosan.
"Akan tetapi, situasinya seolah-olah berbagai feedback dari lintasan dan dari pembalap telah diabaikan."
Livio Suppo mengkritisi bagaimana Honda hanya fokus dengan Marquez seorang.
Kebetulan, sepeninggalan Suppo pada 2017, peran Marquez begitu kentara dibanding musim-musim sebelumnya.
Baca Juga: Alex Rins Inginkan Sosok Ini Bisa Kembali bersama Suzuki Ecstar
Dani Pedrosa yang hampir sepanjang karier menjadi andalan Honda seolah kehilangan taji hingga memilih pensiun pada 2018.
Pengganti Pedrosa yaitu Jorge Lorenzo, Alex Marquez, hingga Pol Espargaro pun tak mampu benar-benar mengimbangi Marquez.
Suppo juga mengkritik minimnya usaha Honda menahan Pedrosa dan justru membiarkannya mengambil peran penting sebagai pembalap penguji bagi KTM.
Suppo secara khusus menyentil kebijakan penggantinya, Alberto Puig.
Baca Juga: F1 Punya Mobil Baru pada 2022, Semoga Pesaing Gelar Bukan Tim-tim Itu Saja
"Banyak kesalahan telah dibuat dan saya merasa sedih karena saya sangat terikat dengan Honda dan sejarah mereka tidak perlu dipertanyakan," tutur Suppo.
"Adalah sebuah kesalahan, misalnya membiarkan Dani Pedrosa pergi."
"Itu menunjukkan bahwa pengembangan motor menuju ke arah di mana hanya Marc yang bisa menggunakannya."
"Sama sekali tidak ada persiapan untuk masa setelah Marc," ucapnya melanjutkan.
Baca Juga: Tiket MotoGP Mandalika Bisa Dibeli Melalui Gerai-gerai Minimarket di Seluruh Indonesia
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar