BOLASPORT.COM - Meski diterpa kasus pengaturan skor, Federasi Sepak Bola Laos (LFF) tetap aktif membangun infrastruktur penunjang prestasi timnas Laos.
Belakangan ini, sepak bola negeri Seribu Gajah sedang dilanda pengaturan skor atau match fixing terbesar sepanjang sejarah negara Laos.
Otoritas sepak bola Laos mengungkapkan bahwa 45 pemain mereka dilarang bertanding seumur hidup oleh FIFA.
"Semua 45 pemain berada di sepak bola pria."
"Mereka akan diskors secara permanen oleh FIFA setelah penyelidikan pengaturan pertandingan," Sekeretaris Jendral LFF, Kanya Keomany.
"Taruhan telah berlangsung selama bertahun-tahun."
Baca Juga: Liverpool Tanpa Mohamed Salah dan Sadio Mane, Arsenal Tetap Takkan Bisa Menang
"Mereka terlibat dalam pengaturan pertandingan di tingkat tim nasional, baik internasional maupun regional," imbuhnya.
Salah satu kasus match fixing diduga terjadi saat pagelaran Piala AFF yang melibatkan timnas Indonesia.
Meski begitu, LFF tetap berupaya membenahi segala aspek agar timnas Laos bisa menjadi lebih baik ke depannya.
Salah satunya dengan melengkapi infrastruktur penunjang kegiatan timnas Laos.
Melansir dari asean football, LFF telah menyelesaikan pembangunan dua lapangan sepak bola berstandar internasional.
Dua Lapangan ini dibangun tak jauh dari Stadion Nasional Laos Km16 yang menjadi venue pertandingan besar di negara tersebut.
Baca Juga: Pertama Kali Rasakan Sepak Bola Indonesia, Pelatih Asal Brasil Kecewa Sama Wasit: Dia Membunuh Kami
Selain untuk tim nasional, lapangan juga akan digunakan untuk kompetisi usia muda. Jenis rumput yang digunakan adalah Lao Nouannoy.
Dengan demikian, artinya LFF selangkah lebih maju mendahului PSSI yang hingga saat ini timnas Indonesia belum bisa memiliki training ground sendiri.
Sejauh ini, setiap ada pemusatan latihan, skuad Garuda hanya menggunakan lapangan di komplek Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Baca Juga: Bocah 19 Tahun Barcelona 12 Kali Main di Waktu Tak Normal Selama Setahun
PSSI sebetulnya sudah mengajukan permohonan hibah lahan untuk training ground di wilayah Kalimantan Timur pada Juli tahun 2021 lalu.
Namun hingga saat ini belum ada kabar terbaru soal pembangunan training ground di wiliayah sekitar ibu kota negara baru, tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara atau Kabupaten Kutai Kartanegara.
"Kami akan melakukan audiensi dengan Gubernur Kaltim, Isran Noor dan saat ini beliau tengah berada di Kota Balikpapan dalam agenda bersama Dispora Kaltim," kata Sekjen PSSI Yunus Nusi saat itu.
Baca Juga: Satu Kekecewaan Pelatih PSS Sleman Setelah Dikalahkan Arema FC
"Permohonan lahan ini atas saran Ketua Umum PSSI (Mochamad Iriawan) karena kita tahu bersama ke depan akan dibangun ibu kota negara di Kaltim dan secara statuta PSSI juga akan berdomisili di ibu kota," ucap Yunus.
"PSSI sangat berharap bisa memiliki training ground yang representatif seperti di negara Vietnam dan Thailand," Yunus menambahkan.
View this post on Instagram
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com, AseanFootball.org |
Komentar