Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pemandu Bakat Dortmund: Sepak Bola ASEAN Harus Susul Eropa dengan Intensitas Latihan

By Sasongko - Selasa, 8 Februari 2022 | 17:10 WIB
Direktur FK Senica, David Balda, bersama Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman
INSTAGRAM DAVIB BALDA
Direktur FK Senica, David Balda, bersama Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman

BOLASPORT.COM - Pemandu Bakat Borussia Dortmund menyoroti masalah intensitas kompetisi sejak usia muda sebagai masalah pengembangan sepak bola di Indonesia.

Fenomena petualangan para pemain Indonesia ke Eropa jadi pemandangan baru bagi persepakbolaan tanah air.

Paling top tentu karier dua pemain di FK Senica, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman.

Selain itu, ada nama Brylian Aldama (HNK Rijeka), David Maulana (NK Pomorac), Bagus Kahfi (Utrecht FC), dan Elkan Baggot (Ipswich Town).

Meski demikian, harus diakui tak banyak pemain Asia Tenggara yang bisa menembus sepak bola Eropa.

Hal ini mendapat tanggapan dari salah satu staff akademi Borussia Dortmund, Julia Farr.

Baca Juga: Satu Pemain PSM Makassar Akan Memulai Berkarier di Eropa

Farr yang kini berkecimpung di akademi Dortmund yang berada di Singapura, berkenan berbagi pengalaman.

Ia sejatinya mengagumi betul talenta-talenta sepak bola dari kawasan Asia atau Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Menurutnya dari sisi teknik bermain, kemampuan para pemain ini tak kalah dengan pemain yang ada di benua biru.

Baca Juga: Lawan Madura United, Riko Simanjuntak Berharap Pemain Persija Banyak yang Negatif Covid-19

Namun, ada beberapa hal yang seakan menjadi jurang pembeda antara pemain dari Asia dengan Eropa.

Yang paling kentara tentu soal fisik setiap pemain, dalam hal ini tak hanya soal postur atau perawakan badan saja.

Farr secara spesifik menyinggung tingkat kekuatan para pemain Asia Tenggara yang kurang terasah.

Selain kekuatan, faktor kebugaran juga menjadi isu paling besar bagi pemain dari kawasan Asia untuk merumput di Eropa.

Baca Juga: Tiga Pemain Timnas U-23 Indonesia Disindir Media Vietnam

"Perbedaan utama dari pemain Asia dan Eropa terletak pada kekuatan dan kebugaran," ungkap Farr dikutip BolaSport.com dari Zing News.

"Satu hal yang saya amati ketika menjadi pelatih akademi Dortmund adalah para pemain, sejak usia dini, bermain secara reguler," ujar Farr.

Perbedaan mendasar lainnya mengapa pesepak bola Indonesia kurang dari sisi fisik dan kebugaran adalah intensitas.

Di Eropa, setiap tim sejak usia muda bakal rutin berkompetisi dengan lawan-lawan yang tangguh.

Baca Juga: FK Senica Tidak Bisa Daftarkan Witan Sulaeman Karena Sanksi FIFA?

Di Jerman misalnya, seorang anak usia 13 tahun di akademi Freiburg bakal berhadapan dengan tim-tim besar seperti Bayern Munchen, Dortmund, hingga Schalke setiap tahun.

Hal itu tentu bakal memacu setiap pemain untuk mengembangkan kekuatan fisik, teknik, serta mental bertanding.

"Mereka berlaga melawan musuh yang kuat dan tangguh."

"Di sana, mereka akan menghadapi Schalke, Cologne, atau Freiburg."

Baca Juga: Timnas U-23 Malaysia Bertemu Pratama Arhan di Piala AFF U-23, Gelandang Harimau Malaya: Tidak Takut

"Itu membantu para pemain muda untuk mengembangkan kemampuan fisik dan teknik mereka."

Karena itu, sepakbola Indonesia, umunya dalam hal ini Asia Tenggara untuk mengejar ketertinggalan dalam intensitas kompetisi dan latihan.

Penting untuk setiap pemain muda agar dapat bermain secara reguler sejak usia dini.

"Di sepak bola sangat penting untuk bermain secara reguler," lanjutnya.

Baca Juga: Shin Tae-yong Akui Belum Bisa Pastikan Kondisi Skuad Timnas U-23 Indonesia

"Sepak bola Asia harus menyusul negara Eropa dalam hal intensitas latihan dan jumlah klub profesional," ucap Farr.

"Itu akan membantu para pemain muda untuk meningkatkan kemampuan di area tertentu," pungkasnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Bagas Reza Murti
Sumber : Zingnews.vn
REKOMENDASI HARI INI

Maarten Paes Hanya Butuh 3 Hari Belajar Indonesia Raya, Paling Keras Teriak Saat Timnas Indonesia Vs China

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
12
31
2
Man City
12
23
3
Chelsea
12
22
4
Arsenal
12
22
5
Brighton
12
22
6
Tottenham
12
19
7
Nottm Forest
12
19
8
Aston Villa
12
19
9
Newcastle
11
18
10
Fulham
12
18
Klub
D
P
1
Persebaya
11
24
2
Persib
11
23
3
Borneo
11
21
4
Bali United
11
20
5
Persija Jakarta
11
18
6
PSM
11
18
7
PSBS Biak
11
18
8
Arema
11
18
9
Persita
11
18
10
Persik
11
15
Klub
D
P
1
Barcelona
14
34
2
Real Madrid
13
30
3
Atlético Madrid
14
29
4
Villarreal
13
25
5
Athletic Club
14
23
6
Osasuna
14
22
7
Girona
14
21
8
Mallorca
14
21
9
Real Betis
14
20
10
Real Sociedad
14
18
Klub
D
P
1
Napoli
13
29
2
Atalanta
13
28
3
Inter
13
28
4
Fiorentina
13
28
5
Lazio
13
28
6
Juventus
13
25
7
Milan
12
19
8
Bologna
12
18
9
Udinese
12
16
10
Empoli
12
15
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136