BOLASPORT.COM – FIFA benar-benar telah melakukan politik standar ganda terhadap sepak bola Rusia atas kasus invasi yang dilakukan negara tersebut ke Ukraina.
Kabar mengenai kasus invasi Rusia ke Ukraina jelas menghiasi layar televisi maupun gawai kita sampai saat ini.
Banyak korban berjatuhan yang sudah muncul dari kedua negara, baik Rusia maupun Ukraina.
Sebagai seorang jurnalis sepak bola, mungkin bukan kapasitas saya untuk menjelaskan asal mula konflik yang membuat Rusia menyerang Ukraina.
Mulai dari sejarah panjang terbentuknya Kekaisaran Rusia hingga direbutnya Crimea dari Ukraina, mungkin ulasan itu akan bisa menjadi satu artikel sendiri.
Namun, artikel ini akan melihat sedikit lebih dalam dari sisi olahraga, khususnya sepak bola dalam menyikapi invasi Rusia ke Ukraina.
Jika kita berbicara soal isu kemanusiaan dan perdamaian, invasi Rusia atas Ukraina merupakan hal yang sangat pantas untuk disalahkan.
Dilihat dari segi mana pun, perang dan invasi bukan merupakan hal yang bisa dibenarkan begitu saja.
Seluruh pihak pun tentu langsung mengecam keputusan Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk menyerang Ukraina.
Baca Juga: Cerita Kento Momota Terkena Imbas Konflik Rusia-Ukraina Jelang German Open 2022
Berbagai sanksi juga sudah diberikan oleh banyak negara kepada Rusia selaku tokoh utama dalam invasi ke Ukraina.
Mulai dari sanksi ekonomi hingga politik sudah diberikan kepada Negeri Beruang Merah itu.
Bidang olahraga pun rupanya tidak lupa untuk mengambil peran dalam deretan sanksi yang diberikan kepada Rusia.
Bagi para penikmat sepak bola, tentu satu hal yang paling mencuri perhatian adalah sanksi yang diberikan oleh FIFA dan UEFA.
FIFA sebagai Federasi Sepak Bola Dunia langsung bergerak cepat untuk mengambil keputusan terhadap timnas Rusia seiring penyerangan yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin.
Dalam pernyataan resmi mereka pada Senin (28/2/2022) waktu setempat, FIFA mengeluarkan berbagai potensi sanksi yang bisa diterima oleh timnas Rusia.
Setidaknya ada tiga sanksi yang sudah pasti dijatuhkan, yaitu tidak boleh menyertakan lagu kebangsaan, nama negara, dan bendera negara saat bertanding.
Dengan demikian, para pemain timnas Rusia akan mengenakan nama federasi sepak bola mereka, yakni Russian Football Union (RFU).
Namun, ada satu potensi sanksi yang sangat ditakutkan oleh para pemain timnas Rusia, yakni didiskualifikasinya Artem Dzyuba dkk. dari ajang Piala Dunia 2022 di Qatar.
Baca Juga: Efek Invasi Rusia ke Ukraina, FIFA Tangguhkan Kontrak Pemain di Klub Asal Kedua Negara
Benar saja, hanya sehari berselang, FIFA diikuti oleh UEFA mengeluarkan sanksi yang sangat tidak diinginkan oleh para pemain timnas Rusia dan pelaku sepak bola di Rusia.
Dalam laman resmi mereka, FIFA menyebut kalau timnas Rusia dan seluruh klub Rusia tidak boleh mengikuti kompetisi resmi, baik tingkat internasional maupun regional.
"Menyusul keputusan awal yang diadopsi oleh Dewan FIFA dan Komite Eksekutif UEFA, yang mempertimbangkan penerapan tindakan tambahan, FIFA dan UEFA hari ini telah memutuskan bersama bahwa semua tim Rusia, baik tim nasional maupun klub, dilarang untuk sementara waktu mengikuti kompetisi yang diselenggarakan FIFA dan UEFA hingga pemberitahuan lebih lanjut,” tulis FIFA.
Dengan demikian, timnas Rusia kemungkinan besar akan dipastikan tersingkir di babak play-off Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Qatar.
Padahal, tim asuhan Valery Karpin itu akan bermain melawan timnas Polandia pada 24 Maret 2022 mendatang.
Adanya pengumuman dari FIFA kemungkinan besar membuat Polandia lolos ke babak final play-off langsung untuk bertemu pemenang antara Republik Ceska dan Swedia.
Di kasus lain, klub besar asal Rusia, Spartak Moskow, juga akan absen pada babak 16 besar Liga Europa 2021-2022.
Padahal, Spartak Moskow akan segera menghadapi wakil Jerman, RB Leipzig, pada leg pertama yang digelar pada 10 Maret 2022 mendatang.
Baca Juga: Chelsea Turun Harga dari Rp57 Triliun ke Rp38 Triliun Nih, Ada yang Minat?
Kalut, kesal, dan sedih mungkin sedang dirasakan oleh para pemain timnas Rusia dan Spartak Moskow seiring keluarnya keputusan FIFA dan UEFA.
Kapten timnas Rusia, Artem Dzyuba, pun sempat mengeluarkan pernyataan dalam akun Instagram pribadinya.
Meski unggahan itu merupakan jawaban dari desakan para pemain Ukraina, setidaknya pernyataan Dzyuba itu mewakili jeritan hari para pemain timnas Rusia dan Spartak Moskow.
Dzyuba menyesali adanya standar ganda yang digunakan FIFA dalam memberikan sanksi kepada mereka.
"Sampai saat ini, saya tidak ingin berbicara tentang topik peristiwa di Ukraina," tulis Dzyuba di akun Instagram pribadinya.
"Saya tidak mau, bukan karena saya takut, tetapi karena saya bukan ahli politik, saya tidak pernah masuk dan tidak berniat (tidak seperti sejumlah besar ilmuwan politik dan ahli virus yang baru-baru ini muncul di Internet)."
"Perang itu menakutkan. Tetapi saya dikejutkan oleh agresi dan kebencian manusia, yang setiap hari skalanya makin membesar."
Baca Juga: Ikut Komentari Konflik Rusia-Ukraina, Pep Guardiola: Negara-negara Eropa Sudah Gagal
"Saya menentang diskriminasi berdasarkan kebangsaan. Saya tidak malu bahwa saya orang Rusia."
"Saya bangga menjadi orang Rusia. Saya tidak mengerti mengapa atlet harus menderita sekarang."
"Saya menentang standar ganda. Mengapa seseorang dapat melakukan segalanya dan mereka mengorbankan kami semua."
"Mengapa semua orang berteriak tentang olahraga agar tidak dicampuri ke politik, tetapi pada kesempatan pertama, ketika menyangkut Rusia, prinsip ini benar-benar dilupakan?"
"Sekali lagi, perang itu menakutkan. Dalam situasi kalut, orang menunjukkan esensi mereka, terkadang negatif."
"Betapa banyak kemarahan dan cacian diberikan pada semua orang Rusia, terlepas dari posisi dan profesi mereka. Ribuan orang yang menulis hinaan dan ancaman itu."
"Perang akan berakhir, tetapi hubungan antarmanusia akan tetap ada. Hal itu tidak akan hilang."
"Untuk beberapa kolega yang duduk nyaman di rumah-rumah mewah di Inggris dan mengatakan hal-hal buruk: itu tidak bisa menyinggung kami, kami memahami segalanya!," Dzyuba mengakhiri.
Baca Juga: Mau Ikut Perang, Oleksandr Zinchenko Masih Syok dengan Invasi Rusia ke Ukraina
Ya, politik standar ganda memang telah dilakukan oleh FIFA dan UEFA dalam kasus ini untuk mengambil kebijakan.
Mengapa demikian? Setidaknya masih hangat dalam ingatan kita soal kasus invasi negara-negara lain yang luput dari sorotan FIFA.
Sebut saja aksi Amerika Serikat yang gencar melakukan invasi terhadap negara-negara Timur Tengah pada awal 2000-an. Dengan dalih menjaga perdamaian dunia dan opini soal senjata pemusnah massal, Amerika Serikat mengobrak-abrik tatanan pemerintahan negara-negara seperti Irak, Iran, dan Afganistan.
Belum lagi ulah Israel yang sampai saat ini masih menduduki wilayah Palestina.
Jumlah korban yang jatuh dalam invasi Israel atas Palestina hingga saat ini bahkan sudah tidak bisa terhitung jumlahnya.
Namun, apa aksi FIFA dan UEFA? Ya, bungkam seribu bahasa.
Terlepas dari betapa lemahnya timnas Israel untuk bisa lolos ke putaran final Piala Dunia, FIFA telah mengambil keputusan salah dengan mendiamkan negara itu yang ingin menduduki wilayah Palestina.
Lalu, kata siapa sepak bola tidak boleh dihubungkan dengan politik?
Nyatanya itu hanya omong kosong dari FIFA dan UEFA untuk melanggengkan praktik politik standar ganda demi menebas orang-orang yang tidak masuk ke dalam lingkaran mereka.
Baca Juga: Liga Inggris Bikin Aksi Dukung Ukraina, China Hentikan Siaran Premier League
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Berbagai Sumber |
Komentar