BOLASPORT.COM - Ketua Komite X DPR RI, Syaiful Huda mengatakan bahwa harus ada keberadaan data besar (big data) terkait informasi menyeluruh pemain berbakat pesepak bola Indonesia untuk menghindari proses naturalisasi.
Berbicara soal naturalisasi memang akhir-akhir ini tengah mencuri perhatian.
Bahkan saat ini pemerintah melalui Kemenpora juga tengah memproses untuk menaturalisasi tiga pemain yakni Sandy Walsh, Jordy Amat, dan Shayne Pattynama.
Dalam keputusan untuk menaturalisasi pemain agar bisa memperkuat skuad timnas Indonesia ini memang menjadi rancu.
Bagaimana tidak? Dalam segela keputusan akan selalu ada pro dan kontra.
Ketua Komite X DPR RI itu bahkan mengaku kontra dengen penerapan naturalisasi ini.
Baca Juga: Sosok Penting Berhasil Bangkitkan Borneo FC, Pelatih Persija Minta Hal Ini dari Pemain
Hal ini karena ia menilai bahwa Indonesia memiliki banyak pemain berbakat, hanya saja menurutnya banyak yang belum tergali.
Oleh karena itu, daripada hanya sekedar berbicara soal tidak setuju saja.
Syaiful Huda mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan solusi yang produktif yakni dengan adanya big data tersebut.
Sebab dalam big data nanti itu akan berisi soal tentang identitas pemain sepak bola dengan pencapaiannya selama ini.
Dengan adanya big data itu, maka akan memudahkan semua pihak untuk memantau pemain-pemain berbakat Indonesia.
Baca Juga: Dilindungi UU Keolahragaan, Suporter Bisa Punya Saham Klub Kebanggaan
Menurutnya dari banyaknya penduduk Indonesia pasti terdapat pemain sepak bola berbakat yang memang masih belum tergali.
Maka dari itu, ia bertekad agar big data ini menjadi solusi untuk menghindarkan naturalisasi.
“Isu naturalisasi ini ada pro kontranya, saya memilih posisi kontra dari sekian banyak yang pro juga,” ujar Syaiful Huda kepada awak media termasuk BolaSport.com, di Twin House, Blok M, Jakarta, Selasa (8/3/2022).
“Caranya dan solusi supaya kontra kita ini produktif dan tidak hanya menolak saja. Nah, big data ini bisa menjadi solusi,“ ucapnya.
“Saya membayangkan ketiga big datanya dipakai sebuah klub yang tentu nanti akan mendapatkan akses datanya dari pihak PSSI misalnya mereka berkomunikasi aktif dengan pihak Menpora.”
Menurutnya apabila data-data itu dapat digunakan dengan baik oleh PSSI bakal melahirkan para pemain-pemain bakat lainnya.
Baca Juga: Perseteruan Tiada Akhir, Jorge Masvidal Ancam Habisi Colby Covington di Jalanan
Syaiful menilai bahwa dengan belum menemukan pemain-pemain itu maka terjadilah proses naturalisasi itu.
“Profil-profil dan kebutuhan para pemain bola kita yang kadang seorang pelatih merasa tidak bertemu-bertemu dan sudah keliling ke mana-mana yang berbasis manual itu kan bisa terjawab ketika big data ini bisa dipakai tools-nya,” kata Syaiful.
“Karena big data ini membayangkan di manapun dia berada, di antabrantah manapun, big data ini bisa jadi profiling calon-calon pemain sepak bola kita yang terbaik.”
“Saya membayangkan rekrutmennya, ini belum berbicara soal pembinaan dan seterusnya.”
“Pada proses rekrutmen saja, big data ini bisa berbicara kalau kita membutuhkan semacam pemain yang ideal, ya saya yakin Indonesia pasti ada stok pemain, ini belum tergali saja dan efek dari itukan naturalisasi.”
Syaiful juga menjelaskan soal big data ini telah diresmikan dalam pasar 84, 85, 86, dan 87 soal Undang-undang tentang keolahragaan yang telah disahkan pada 15 Februari 2022 lalu.
Baca Juga: Top Scorer Liga Champions - Gusur Jagoan Ajax, Lewandowski 2 Kali Lipat Lebih Gacor dari Ronaldo
Ini merupakan UU revisi dari sistem keolrahraan nasional sebelumnya.
Syaiful pun mengaku dan berharap pihak-pihak yang memiliki wewenang terkait proses naturalisasi pun bisa lebih berhati-hati.
Mereka diharapkan berhati-hati melakukan naturalisasi, sebab pengajuan yang dilakukan saat ini adalah diharapkan jadi solusi untuk kekuatan timnas Indonesia.
Seperti diketahui, timnas Indonesia telah menanti banyak agenda dalam waktu dekat ini.
Sehingga butuh banyak waktu untuk mengumpulkan data, meski Syaiful sendiri berharap semua itu segera berakhir.
Oleh karena itu, untuk proses tiga nama yang tengah diproses untuk naturaisasi itu Ketua Komite X DPR akan menghormati itu.
Hanya saja ia berharap kedepannya semuanya bisa lebih baik dengan adanya aturan itu.
“Naturalisasi itu melibatkan banya pihak, jadi ketika proses naturalisasi sampai ke komisi X itu posisi kami sudah diujung, setelah proses dari pengajuan PSSI ke kemenpora dan Menpora memberikan kepada Presiden terus nantu melalui Setneg memberikan rekomendasi dan diberikan kepada kami di komisi X,” tuturnya.
“Lalu ada satu komisi yang tak perlu saya sebut, dan itu mereka merekomendasikan dan baru akan ke kami. Jadi kalau misal Komisi X tidak setuju lembaga lain sudah setuju jadi ya kami kalah suara, nah itulah yang terjadi selama ini.”
“Komisi X tidak sampai pada posisi menentukan pemain bisa dinaturalisasi tidak ya," ujarnya.
Pada dasarnya, Syaiful itu hanya mengharapkan kemampuan pemain Indonesia bisa dimaksimalkan dengan baik dari Sabang sampai Merauke.
View this post on Instagram
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar