BOLASPORT.COM - Perdebatan online terjadi di instagram antara Exco PSSI, Hasani Abdulgani dan Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali.
Sebuah perdebatan terjadi di instagram soal program naturalisasi PSSI di instagram pada Rabu (16/3/2022).
Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali pada awalnya mengomentari pemberitaan di postingan @pengamatsepakbola.
Menurut Akmal, mestinya PSSI tak perlu mengejar-ngejar proses naturalisasi Emil Audero.
Perlu diketahui, Emil Audero belum juga memberikan jawaban apakah bersedia atau menolak tawaran timnas Indonesia.
Baca Juga: Dicueki Emil Audero Mulyadi, PSSI Tegaskan Fokus Proses Naturalisasi Jordy Wehrmann
Sehingga, PSSI sementara mengesampingkan Emil dan berfokus pada naturalisasi Jordy Wehrmann.
"Seperti film Lydia Kandou dan Deddy Mizwar: Kejarlah daku kau kutangkap. Naturalisasi itu harusnya natural. Tidak perlu dikejar-kejar. Apalagi diimingi timnas. Naturalisasi itu harus atas keinginan sendiri tanpa paksaan. Inilah yang salah kaprah di sepakbola Indonesia. Naturalisasi jadi bisnis agen," kata Akmal Marhali.
Komentar Akmal Marhali disorot oleh akun instaram lainnya @bolablangkon dan menandai akun dari Exco PSSI, Hasani Abdulgani.
Hasani kemudian membubuhkan komentar di postingan tersebut, sekaligus memberikan jawaban atas tuduhan Akmal Marhali.
"Beda ilmu. Ilmu aku positif thinking. Sedangkan ilmu dia bawaan negatif melulu. Kasian Lydia Kandou ikut kebawa-bawa," tulisnya.
Komentar itu turut mendapat balasan dari akun Ketum PSSI, Mochamad Iriawan.
Secara singkat, Iriawan membubuhkan emoticon jempol atas jawaban Hasani Abdulgani.
Baca Juga: Hasil Liga 1 - Kalah dari Persipura, Bhayangkara FC Gugur dari Perebutan Juara
View this post on Instagram
Kepada BolaSport.com, Hasani Abdulgani memberi penjelasan lebih komplit mengenai tuduhan naturalisasi adalah proyek terselubung.
Khususnya soal Emil Audero yang tengah dikomentari Akmal Marhali.
Menurut Hasani, dengan status Emil adalah pemain top maka proses negosiasi untuk bisa membela timnas Indonesia perlu proses, dan bukannya mengejar-ngejar.
"Dalam bernegosiasi dengan pemain yang biasa dengan pemain bintang kita harus bisa bermain disitu, tidak boleh disama ratakan, kita harus menghargai Emil adalah pemain top, bermain di liga top, dia punya value, jadi kalau dia lagi mikir melepas warga negara dan karir dia disana itu tidak semudah membalik telapak tangan," kata Hasani.
"Itu yang harus dipikirkan Akmal, masa depan dia (Emil), dia yang besar di Eropa tentu dia ingin bela tim yang top yaitu Italia, nah kalau di italia dia tidak dapat, mungkin kalau ada pilihan dia mau ke indonesia, itu yang lagi kami rayu, kenapa sih kekeh sama Emil?"
"Saya punya plan begini, seandainya Indonesia bisa masuk ke babak kualifkasi asia, masuk di babak asia, kehadiran Audero di timnas untuk pertama kali timnas dihuni oleh pemain top level dunia, kalau dia ada disitu maka kita akan mencari pemain yang top level seperti dia."
"Hari ini mungkin mereka tidak mau tapi dengan kehadiran tokoh seperti Audero memanggil pemain top level masuk ke timnas kita, maka indonesia kedepan tidak bicara level asia lagi, sudah masuk level dunia karena asia punya 7 slot untuk piala dunia, boleh dong kita bermimpi?"
View this post on Instagram
"Kenapa saya harus ngomel? Kenapa dia bilang proyek terselubung, itu cara kita bernegosiasi supaya berbisnis di bidang itu, saya orang bisnis cara bernegosiasi tidak A,B,C,D, kita ada tarik ulur, kecuali pemain itu butuh kita, karena level dia level atas harus kita akui, artinya saya melepaskan cara pikir orang Eropa."
"Kalau saya pikir cara saya tidak dapat-dapat, makanya sudah dua tahun naturalisasi tidak berjalan, kecuali timnas kita levelnya sudah seperti Jepang, Korea, Arab Saudi, sudah pasti masuk Piala Dunia, kita mengharapkan dengan kehadiran mereka prestasi kita bisa sejajar dengan negara kuat Asia," tambahnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com, instagram.com/pengamatsepakbola, instagram.com/bolablangkon |
Komentar