BOLASPORT.COM - Pelatih legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson, mengungkit luka lama saat pembantaian dalam Derbi Manchester. Tiga pemain dianggap sangat mengecewakan.
Tanggal 23 Oktober 2011 menjadi hari paling kelam selama karier Sir Alex Feruson sebagai pelatih Manchester United.
Dia harus menyaksikan Manchester United dicukur Manchester City dengan skor 1-6 di Old Trafford.
Edin Dzeko dan Mario Balotelli menjadi momok utama bagi United lewat kontribusi masing-masing dua gol.
Sergio Aguero dan David Silva turut menjebol gawang United.
Sementara itu, kubu tuan rumah cuma sanggup membalas satu kali via Darren Fletcher.
Baca Juga: Bagus Kahfi Gantikan Sang Pencetak Gol, Jong FC Utrecht Bungkam Timnas U-23 Australia
Menurut Ferguson, tiga pemain United yang layak dijadikan kambing hitam atas tragedi pembantaian tersebut adalah Jonny Evans, Rio Ferdinand, dan Patrice Evra.
Evans diganjar kartu merah akibat melanggar Balotelli.
Dengan modal 10 pemain, otomatis kekuatan United jadi pincang.
Sementara itu, Ferdinand dan Evra dianggap Fergie terlalu sering menyerang alih-alih menjalankan tugas utama sebagai bek.
"Pengusiran Evans telah membunuh kami. Dengan 10 pemain, kami tetap menyerang. Itu sepak bola gila dan berujung malu," kata Ferguson seperti dikutip BolaSport.com dari Mirror.
"Saya percaya seharusnya Anda tidak menjatuhkan pemain lawan di ujung kotak penalti. Evans masih muda, tetapi seharusnya dia membiarkan Balotelli berlari dan lihat saja apa yang bisa dilakukannya."
"Ferdinand dan Evra seharusnya lebih banyak bertahan, tetapi mereka malah terus menyerang. Terkadang kami harus berfikir logis," ucap Fergie menambahkan.
Baca Juga: PT LIB Pastikan Pesta Gelar Juara Liga 1 2021-2022 Diadakan Pekan ke-34
Akibat tumbang 1-6, United kalah saing dari City dalam perebutan gelar juara Liga Inggris 2011-2012.
Kedua tim sama-sama memiliki 69 poin di akhir musim.
Namun, gara-gara pembantaian dalam Derbi Manchester, The Red Devils kalah selisih gol dari sang tetangga sehingga mereka harus puas finis di posisi kedua.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | mirrror.co.uk |
Komentar