BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia, merasa kritik yang diterima Jonatan Christie dan Antony Sinisuka Ginting tidak sepenuhnya benar.
Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie mendapat kritik dari sejumlah legenda bulu tangkis Indonesia menyusul prestasi yang kurang konsisten.
Mantan pemain tunggal putra nomor satu, Taufik Hidayat, adalah salah satunya.
Pemenang medali emas Olimpiade Athena 2004 itu merasa Anthony dan Jonatan belum mampu memenuhi ekspektasi sebagai pemain papan atas.
Soal peringkat Anthony dan Jonatan memang bisa dibilang mentereng.
Keduanya menduduki peringkat 10 besar dunia dalam beberapa tahun terakhir di mana Anthony sempat menjadi pemain peringkat tiga pada 2020.
Anthony dan Jonatan juga telah menorehkan prestasi tinggi secara individu.
Jonatan merebut medali emas pada Asian Games 2018 sementara Anthony menyabet medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020.
Keduanya juga menjadi bagian dari tim Thomas Indonesia yang memutus puasa gelar selama 19 tahun pada tahun lalu.
Baca Juga: Aksi Heboh Fadil Jaidi Kalahkan Anthony Ginting Hingga Berani Salahkan Jonatan Christie
Hanya saja, soal pencapaian dari turnamen ke turnamen dua andalan Indonesia di tunggal putra tersebut belum bisa dibilang konsisten.
Anthony mengalami puasa gelar sejak. Adapun Jonatan baru saja menjuarai Swiss Open 2022 setelah terakhir kali juara pada 2019.
"Tunggal putra kalau bisa dibilang ya makin hari makin menurun, dalam arti kita saja pelatih tunggal putra tidak punya," ucap Taufik, dilansir dari Tribunnews.com.
"Kalau dilihat (prestasi) tunggal putra tahun kemarin Thomas Cup, kalau (juara) series juga kan bukan yang Super 1000."
"Tahun ini jeblok harusnya beberapa pemain prestasinya harus di Super 1000 bersaing dengan top player," tutur Taufik Hidayat.
Gelar terakhir pemain tunggal putra Indonesia pada turnamen level Super 1000 terjadi pada 2018 ketika Anthony menjadi kampiun China Open.
Mendapat kritik dari dalam negeri, Anthony dan Jonatan justru mendapat pembelaan dari rival mereka yang berasal dari negara lain.
Adalah pemain andalan Malaysia, Lee Zii Jia, yang tidak sepakat dengan anggapan bahwa Jonatan dan Anthony belum berada di kategori elite.
"Saya tidak sepakat dengan mereka (Liem Swie King dan Taufik Hidayat)," tutur juara All England Open satu kali itu, dilansir BolaSport.com dari New Strait Times.
Baca Juga: Taufik Hidayat Kritik Penurunan Prestasi Tunggal Putra Indonesia
"Saya pikir Anthony dan Jonatan sudah membuktikan diri sebagai pemain top dengan cara mereka sendiri."
"Saya sudah menghadapi mereka berkali-kali dan mereka bukan lawan yang mudah," tambahnya.
Lee sendiri baru mengalahkan Anthony dan Jonatan masing-masing satu kali dalam lima pertemuan terakhir.
Kemenangan terakhir Anthony atas Lee membuka jalan Indonesia untuk menyingkirkan Malaysia dengan skor 3-0 pada perempat final Piala Thomas 2022.
Anthony dan Lee berpeluang untuk kembali berhadapan semenjak mereka menjadi pemain tunggal nomor satu dari masing-masing negara.
Indonesia dan Malaysia baru bisa bertemu pada fase gugur setelah tergabung di grup yang berbeda pada Piala Thomas 2022.
Indonesia berada di Grup A bersama Korea Selatan, Thailand, dan Singapura. Adapun Malaysia tergabung di Grup D bersama Jepang, Inggris, dan Selandia Baru.
Seandainya Malaysia kembali bertemu Indonesia, Lee siap menyumbang poin entah melawan Anthony atau Anthony.
"Saya sudah mempersiapkan diri untuk melawan mereka, karena mereka bisa membawa kemenangan untuk Indonesia," tutur Lee.
Baca Juga: Soal Banyak-banyakan Gelar, Indonesia Tertinggal dari 5 Negara pada BWF World Tour 2022
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | NST.com.my |
Komentar