BOLASPORT.COM - Ketua Tim Review PPON Kemenpora, Prof. Mochamad Asmawi Ahmad, menjelaskan kenapa atlet tidak bisa berangkat ke SEA Games 2021 dengan biaya sendiri.
Disampaikan oleh Prof. Mochamad Asmawi Ahmad bahwa pemilihan atlet yang didelegasikan menuju SEA Games 2021 sudah melalui review yang ketat dengan melibatkan rekam jejak prestasi.
Seleksi atlet dan cabang olahraga yang diikuti Indonesia SEA Games 2021 sempat menimbulkan polemik.
Selain timnas futsal yang sempat dikabarkan berangkat dengan biaya sendiri, atlet senam ritmik, Sutjiati Kelanaritma Narendra, berniat melakukan hal serupa setelah tidak mendapat rekomendasi.
Atlet berusia 18 tahun itu makin menarik perhatian karena latar belakangnya sebagai peraih medali PON Papua 2021 dan sempat menimba ilmu di Amerika Serikat yang punya tradisi kuat pada cabor senam.
Asmawi lalu menjelaskan penyebab Sutjiati tidak mendapat kesempatan membela Merah-Putih pada SEA Games 2021.
Menurut Asmawi, Sutjiati tidak mendapatkan rekomendasi dari Persani (Persatuan Senam Indonesia).
Selain itu disiplin senam ritmik tidak banyak diperlombakan pada SEA Games 2021.
Baca Juga: Stadion Viet Tri Berbenah Usai Insiden Mati Lampu, Kini Siap Gelar Vietnam Vs Indonesia
Hanya ada satu medal event dari senam ritmik pada SEA Games 2021, turun jauh dari SEA Games 2019 yang mempertandingkan lima nomor pada senam ritmik.
"Kemudian ramai di Media tentang senam, kami punya ukuran, punya patokan bahwa atlet yang disebutkan itu tidak mendapatkan rekomendasi dari PBnya (Persani)," kata Asmawi di Menara Peninsula, Jakarta, Jumat (22/4/2022).
"Kedua rankingnya (Sutjiati) jauh untuk ASEAN. kalah dari Thailand, Malaysia, Filipina jadi kami tidak berani memberangkatkan karena di SEA Games diharapkan bisa membawa medali baik perak maupun perunggu, khususnya medali emas."
"Persani tidak mengajukan nama tersebut, bahkan jika kita melihat pencapaian terakhirnya di ajang internasional hasilnya jauh sekali rangkingnya, apalagi jika merujuk hasil di Rusia lalu, hanya mampu berada di posisi ke-47, sehingga belum bisa bersaing dengan atlet Asia Tenggara lainnya."
"Kalau catatannya terlalu jauh, walaupun juara PON, bagaimana mau bersaing. Karena itu, hasil PON itu bukan menjadi parameter dan belum tentu hebat di PON kemudian bisa bersaing di level Asia Tenggara," tegasnya seperti dilansir BolaSport.com dari Tribunnews.
Asmawi juga menjelaskan kenapa atlet-atlet tidak bisa berangkat menuju SEA Games 2021 secara mandiri.
"Memang sudah ditekankan pemerintah bahwa atlet yang dibiayai oleh PB maupun dibiayai siapapun tidak boleh berangkat mandiri karena ini merupakan tanggung jawab pemerintah," kata Asmawi.
"Kalau itu sudah ada rekomendasi dari tim review berarti harus dibiayai oleh pemerintah."
Baca Juga: Target Besar Leo/Daniel di SEA Games 2021: Gondol 2 Emas
"Jadi ini yang jadi patokan kami, kami tidak berani memberikan rekomendasi kalau itu memang tidak memberikan medali pada SEA Games yang akan datang," tambahnya.
Asmawi menjelaskan secara singkat prosedur pemilihan atlet yang layak bertanding pada SEA Games 2021.
Kajian yang dilihat adalah melalui prestasi dan catatan terakhir, kemudian membandingkannya dengan delegasi atlet negara lain.
"Kami melihat dari parameter, contoh si A pelari 200 meter jadi kita lihat peluang yang mempunyai waktu terakhir lebih baik dari waktu dari negara lain khususnya ASEAN," ungkap Asmawi.
"Kami bisa memprediksi bahwa kami bisa mendapatkan medali emas tapi juga kami memberikan masukan untuk pelatih apa sih yang kurang dari atlet ini supaya kekurangan itu bisa terpenuhi dan tercapai targetnya yang akan datang."
"Jadi saya katakan tadi tidak hanya emas tapi ada perak dan perunggu khususnya untuk cabor DBON," lanjutnya.
SEA Games 2021 akan berlangsung pada 12-23 Mei mendatang di Hanoi, Vietnam.
Baca Juga: Susy Susanti Tuntut Gregoria Dkk Berjuang Demi Medali pada SEA Games 2021
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar