"Sekarang dia telah memenangkan gelar Kejuaraan Asia, tingkat kepercayaan dirinya akan tinggi untuk memberikan poin pertama."
Lee tahu pentingnya peran sebagai orang pertama yang menginjakkan kaki di lapangan. Bahkan, dia berada di posisi tersebut ketika dia terakhir bermain untuk Malaysia pada Thomas Cup 2018 di Bangkok.
Baca Juga: Thomas-Uber Cup 2022 - Tim Indonesia Jalani Latihan Ringan untuk Kembalikan Kondisi
Lee memenangi semua pertandingannya, tetapi tim Thomas Cup Malaysia kalah dari Indonesia 1-3 pada perempat final.
"Taktik yang tepat akan menentukan hasil kami pada tunggal kedua dan ketiga. China memiliki pemain muda dan terampil seperti Li Shi Feng dan Weng Hong Yang," kata peraih medali perak Olimpiade tiga kali itu.
"Berdasarkan peringkat, Liew Daren diharapkan bermain sebagai tunggal kedua, tetapi dia mungkin lebih lambat dari pemain muda China. Malaysia mungkin ingin mengangkat Ng Tze Yong dan memberi Aidil Sholeh (Ali Sadikin) atau (Leong) Jun Hao kesempatan untuk bermain di posisi ketiga."
"Dimasukkannya Daren adalah langkah yang bagus karena akan membuat lawan menebak-nebak," aku Lee.
Namun, mantan tunggal putra nomor satu dunia itu terkesan dengan kualitas ganda putra Malaysia untuk edisi ini karena dia merasa salah satu dari tiga pasangan, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi dan Goh Sze Fei/Nur Izzuddin Rumsani mampu menang.
"Jika kami membandingkan, kekuatan pemain ganda kami lebih baik. Itu sebabnya saya pikir China akan membentuk kombinasi awal sebagai bentuk penipuan," kata Lee.
"Mereka akan menggunakan pemain berpengalaman mereka Liu Cheng untuk mengecewakan lawan mereka," ucap Lee.
Malaysia terakhir kali melawan China pada final Thomas Cup, 10 tahun lalu pada edisi 2012 di Wuhan, China. Saat itu, Malaysia kalah, 0-3.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar