BOLASPORT.COM - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, telah mengecam Juergen Klopp karena mengatakan fan Liverpool memiliki alasan untuk mencemooh lagu kebangsaan Inggris selama final Piala FA 2021-2022.
Sebelumnya, pelatih asal Jerman itu membela pendukung Liverpool karena mencela lagu kebangsaan Inggris dan bersikeras bahwa mereka adalah orang-orang yang luar biasa.
"Tentu saja saya punya pemikiran, tetapi dalam situasi ini, yang terbaik adalah mengajukan pertanyaan, 'mengapa ini terjadi?'," kata Juergen Klopp, dinukil BolaSport.com dari Telegraph.
"Saya tahu orang-orang kami dengan baik bahwa mereka tidak akan melakukannya jika tidak ada alasan untuk itu."
Baca Juga: Bawa Liverpool Juara Piala FA, Alexander-Arnold: Rasanya Istimewa!
"Saya tidak cukup lama di sini untuk memahami alasannya, itu adalah sesuatu yang bersejarah dan mungkin pertanyaan yang Anda (media) dapat jawab jauh lebih baik daripada yang pernah saya bisa."
"Penggemar kami, saya tahu beberapa penggemar dari klub lain melihat ini sedikit berbeda, adalah orang-orang yang luar biasa."
"Mereka sangat pintar, melewati titik terendah, melewati titik tertinggi, menderita bersama."
"Mereka tidak akan melakukannya jika tidak ada alasan, itu yang saya tahu. Mungkin kita harus menanyakan pertanyaan ini," tutur Klopp menambahkan.
Komentar Klopp sontak mendapatkan tanggapan dari Pemerintah Inggris.
Melalui pernyataan juru bicara resmi Perdana Menteri Boris Johnson, mereka mengatakan bahwa ucapan Klopp dan tindakan penggemar Liverpool "sangat memalukan."
Ejekan yang dilontarkan oleh fan Liverpool bisa terdengar di Stadion Wembley ketika Pangeran William, Presiden Asosiasi Sepak Bola Inggris, diperkenalkan kepada para pendukung beserta lagu kebangsaan negara tersebut sebelum kick-off final Piala FA.
Pertandingan final Piala FA 2021-2022 yang digelar pada Sabtu (14/5/2022) akhirnya dimenangkan oleh Liverpool setelah mengalahkan Chelsea di babak adu penalti dengan skor 6-5.
Baca Juga: Kalah Lagi di Final, Juergen Klopp Rasakan Kepiluan Chelsea
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Telegraph.co.uk |
Komentar