"Pada akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan konfigurasi sebelumnya, kehilangan sedikit kecepatan maksimum tetapi mendapatkan keuntungan poin kami bisa pulih."
"Saya pikir itu adalah pilihan yang baik dan saya sangat puas dengan hasilnya setelah berjuang di tengah-tengah para pembalap Ducati," sambung Quartararo.
Para penunggang Ducati memang sempat mendominasi balapan. Marco Bezzecchi dan Luca Marini (Mooney VR46 Racing) serta Fabio Di Giannantonio (Gresini Racing) berada di tiga besar pada lap awal.
Quartararo lalu berhasil menyodok empat setrip ke depan setelah memulai balapan dari urutan keenam.
Kendati begitu, Bagnaia melesat dan mengambil alih posisi kedua untuk mengejar Bezzecchi di depan.
Setelah Bezzechi gagal mempertahankan posisi terdepan, dia mulai dikejar Quartararo dari belakang.
Upaya Quartararo kemudian berhasil dalam melewati Bezzechi dan mengamankan urutan kedua saat balapan menyisakan 13 putaran.
Dari situ dia tak mengalami perubahan posisi dan mencapai garis finis kedua di belakang Bagnaia.
"Ya, saya benar-benar harus berjuang dengan maksimal sepanjang balapan," ujar Quartararo.
"Ada momen ketika saya bertarung dengan Bezzecchi dan Marini. Marco menangkap saya di trek lurus dan saya mulai melepaskan rem."
"Lalu dia mulai membuat saya start dari tikungan dan saya tak ingin kehilangan posisi saya tetapi bagian depan mulai tak stabil dan saya harus mengerem. Saya puas dengan 20 poin ini, berharga untuk kualifikasi."
Baca Juga: Klasemen MotoGP 2022 - Quartararo Tak Goyah di Puncak, Bagnaia Mengancam
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar