BOLASPORT.COM - Potensi pengkhianatan Mohamed Salah terhadap Liverpool bisa saja terjadi di akhir musim 2022-2023.
Masa depan Mohamed Salah di Liverpool masih abu-abu mengingat masa baktinya hanya menyisakan satu tahun lagi.
Sampai saat ini Mohamed Salah masih belum memberi konfirmasi dan kepastian terkait kelanjutan kariernya di Liverpool.
Padahal dalam beberapa pekan terakhir, pembahasan mengenai kontrak baru Mohamed Salah kerap dijadikan subyek spekulatif.
Pasalnya, Mohamed Salah disebut-sebut menginginkan kenaikan gaji yang signifikan dari yang diterimanya saat ini di Liverpool.
Saat ini, upah yang diterima Mohamed Salah menyentuh angka 200 ribu pounds (sekitar Rp3,63 miliar) per pekan.
Sebagai kompensasi atas penampilan apik dan kontribusinya terhadap The Reds, Mo Salah ingin gajinya naik dua kali lipat.
Baca Juga: Sudah Pamitan ke Real Madrid, Gareth Bale Belum Putuskan Klub Barunya
Itu artinya Mo Salah berharap mendapatkan gaji senilai 400 ribu pounds (sekitar Rp7,26 miliar) per pekan.
Nominal tersebut setara dengan pemain pemegang gaji tertinggi di Manchester City, Kevin De Bruyne.
Bagaimanapun, Liverpool tampak enggan untuk membongkar kas mereka hanya demi menyanggupi tuntutan Mo Salah.
Apalagi Liverpool juga berpotensi kehilangan Sadio Mane pada bursa transfer musim panas 2022.
Sadio Mane tengah gencar dikaitkan dengan kampiun Liga Jerman, Bayern Muenchen.
Sebagai catatan, Mane hanya mendapatkan upah setengah dari yang diterima Mo Salah.
Apalagi Mane sudah menyatakan keinginannya hengkang pasca-kekalahan Liverpool di final Liga Champions musim lalu.
Baca Juga: Steven Gerrard: Sadio Mane Tak Punya Alasan untuk Pergi dari Liverpool
Di sisi lain, Mo Salah juga terbuka untuk bertahan di Anfield, meskipun dengan catatan bayarannya di klub mengalami kenaikan.
Jika tidak, maka penyerang sayap timnas Mesir tersebut akan meninggalkan klub dengan status bebas transfer pada musim panas 2023.
Dilansir BolaSport.com dari The Athletic, Mo Salah membuka peluang untuk hijrah pada musim panas tahun depan.
Skenario paling umum dengan kepindahan Mo Salah adalah tetap bermain di Premier League dengan menyebrang ke klub rival.
Bukan tidak mungkin bagi top scorer Liga Inggris 2021-2022 tersebut berlabuh ke tim rival Liverpool di Liga Inggris.
Jika Liverpool dan Mo Salah tidak dapat menyetujui persyaratan pada kesepakatan baru, sang pemain akan lebih memilih untuk tinggal di Liga Inggris.
Bertahan di Liga Inggris dirasa menjadi pilihan terbaik bagi pemain berusia 29 tahun tersebut.
Baca Juga: Termasuk Depay dan Lord Braithwaite, Barcelona bakal Lego 8 Pemain
Pasalnya, sejak berseragam Liverpool pada Juli 2017, karier Mo Salah melejit.
Di Liga Inggris, Mo Salah sukses menggondol penghargaan Sepatu Emas sebanyak tiga kali pada 2017-2018 (32 gol, 2018-2019 (22), dan terbaru 2021-2022 (23).
Mo Salah juga turut berjasa dalam mengantarkan Liverpool memutus paceklik gelar Premier League selama 30 tahun pada musim 2019-2020.
Dengan kemampuan dan kapasitas seorang Mo Salah yang berkontribusi besar bagi Liverpool, klub rival yang menampungnya bakal ketiban durian runtuh.
Apalagi jika benar-benar tak meneken kontrak baru, maka Mo Salah bisa didapatkan secara cuma-cuma pada musim panas tahun depan.
Klub-klub seperti Manchester City dan Chelsea diyakini bisa menjadi pelabuhan selanjutnya dari eks winger AS Roma dan Fiorentina tersebut.
Kekuatan finansial dari Manchester City diyakini bisa mewujudkan impian dari Mo Salah yang menginginkan bayaran tinggi.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | Metro.co.uk, The Athletic |
Komentar