BOLASPORT.COM - Real Madrid angkat bicara soal kericuhan yang terjadi jelang final Liga Champions di Stade de France, Paris, Sabtu (28/5/2022) yang membuat kick-off tertunda.
Seperti diketahui, final Liga Champions musim 2021-2022 diwarnai kekacauan jelang kick-off.
Pemeriksaan yang dilakukan pihak pengaman stadion untuk mengecek suporter yang memasuki Stade de France dinilai terlalu lambat.
Akibatnya, terjadi penumpukan massa di sepanjang jalur menuju arena.
Ribuan suporter yang memadati jalan masuk terhalang sehingga mereka terpecah.
Kelompok besar fan ini, yang kebanyakan tak memiliki tiket, memaksa masuk untuk menerobos pengamanan dengan memanjat pagar stadion.
Kejadian tersebut berdampak pada penundaan kick-off final Liga Champions antara Real Madrid dan Liverpool.
UEFA dan asosiasi sepak bola Prancis pun menjadi sasaran kritik keras karena ketidakmampuan mereka mengatasi krisis yang terjadi di stadion.
Baca Juga: Kemujuran Paul Pogba di Man United: Tampil Mengecewakan, tetapi Dapat Uang Saku Saat Pergi
Real Madrid menjadi pihak terbaru yang meminta adanya tindakan tegas untuk pihak yang bertanggung jawab untuk kekisruhan yang terjadi.
Ada dua tuntutan yang diajukan oleh manajemen El Real.
“Real Madrid merilis pernyataan atas nama para suporter klub yang menjadi korban insiden ini. 1. Kami ingin tahu alasan penunjukan tuan rumah untuk final dan kriteria yang dijadikan pertimbangan,” demikian bunyi pernyataan resmi Real Madri, dikutip BolaSport.com dari AS.
“Nomor 2. Kami juga meminta jawaban dan penjelasan soal pihak yang bertanggung jawab meninggalkan suporter terabaikan dan tanpa pertahanan, sementara mereka adalah suporter dengan sikap yang selalu bisa jadi teladan.”
Comunicado Oficial.#RealMadrid
— Real Madrid C.F. (@realmadrid) June 3, 2022
“Dalam pemahaman kami, pertandingan final Liga Champions seharusnya menjadi festival sepak bola besar untuk suporter sepak bola telah berubah menjadi serangkaian insiden yang membuahkan kritik keras dari publik.”
“Hal ini bisa terlihat dari foto-foto di media yang menunjukkan para suporter diserang, diganggu, ditodong, dan dirampok. Semua insiden itu terjadi saat mereka berkendara dengan mobil pribadi atau di bus, dan semua merasa cemas akan keselamatan fisik mereka.”
“Beberapa suporter bahkan harus menginap di rumah sakit karena terluka. Olahraga sepak bola yang dilihat dunia saat itu sangat jauh dari nilai dan tujuan yang hendak dicapai.”
“Para suporter Real Madrid layak mendapat jawaban, sementara mereka yang bertugas harus bertanggung jawab agar situasi serupa tidak terulang lagi di sepak bola dan olahraga manapun,” tulis pernyataan Real Madrid.
UEFA sendiri sudah merespons kejadian di Stade de France tersebut dengan meluncurkan laporan independen dengan tim yang dipimpin eks Menteri Pendidikan Portugal, Tiago Brandao.
Awalnya, UEFA sempat menyalahkan suporter Liverpool yang terlambat datang ke stadion.
Pernyataan UEFA itu juga ikut “dikipasi” oleh pernyataan Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, pada Senin (30/5/2022) waktu setempat.
Baca Juga: Demi Bisa Ulangi Final Liga Champions 2021-2022, Mo Salah Siap Relakan 2 Penghargaan Individunya
Darmanin mengklaim ribuan suporter Liverpool datang dengan tiket palsu, serta menyoroti adanya penipuan yang masif dan terstruktur dalam distribusi tiket masuk ke stadion.
Pihak Liverpool berang dengan ucapan Gerald Darmanin itu. Chairman Liverpool menuntut Darmanin meminta maaf untuk pernyataannya.
Apalagi, sebuah video yang viral menunjukkan para suporter Liverpool mendapat semprotan gas air mata selama mereka tertahan di luar stadion.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | AS English |
Komentar