BOLASPORT.COM - Awan mendung menyelimuti Ducati saat MotoGP 2022 memasuki paruh musim. Namun, secercah harapan masih dilihat pasukan Borgo Panigale yang mengejar mimpi berusia sedekade lebih.
Merebut gelar juara dunia tak sesederhana menumpuk delapan pembalap di lintasan seperti apa yang dialami Ducati musim ini.
Ducati menatap musim sebagai favorit juara karena alasan tersebut plus performa kuat Francesco Bagnaia pada sepertiga terakhir kejuaraan musim lalu.
Pengembangan yang masih berlangsung hingga awal musim mengganggu sentuhan Bagnaia yang baru tampil kompetitif pada balapan seri keenam.
Adapun pembalap Ducati lain sekadar menutup kekosongan dengan hasil podium di setiap lomba tetapi tidak cukup konsisten untuk bersaing dalam perburuan gelar.
Hasilnya, Ducati memimpin klasemen pabrikan tetapi masih belum berhasil dengan gelar yang paling utama yaitu klasemen pembalap.
Ducati lagi-lagi kalah bersaing dengan rival yang mengandalkan satu pembalap jagoan yaitu Yamaha dengan Fabio Quartararo-nya.
Quartararo memang sempat kesulitan, tetapi prediksi bahwa dia menjadi bulan-bulanan armada Ducati di lintasan lurus tidak terbukti.
Bahkan pada MotoGP Italia di Sirkuit Mugello, sirkuitnya Ducati, sang juara bertahan masih bisa finis di posisi kedua.
Baca Juga: Ketika Bagnaia Sadar Quartararo Buktikan Top Speed Bukan Segalanya
Ditambah gagal finisnya Bagnaia saat Quartararo memenangi balapan terakhir di Catalunya, pembalap asal Prancis itu makin kukuh di papan klasemen sementara.
Dengan 11 balapan tersisa, Quartararo unggul sejauh 66 poin dari Bagnaia yang menjadi ujung tombak Ducati dalam perburuan gelar.
Bagnaia sendiri bukan pesaing terdekat Quartararo.
Pembalap asal Turin itu juga tertinggal dari Johann Zarco (Pramac Racing), Enea Bastianini (Gresini Ducati), dan Aleix Espargaro (Aprilia Racing).
Quartararo sendiri masih punya bekal untuk menambah keunggulan karena masih ada sejumlah balapan di sirkuit yang menguntungkan karakter motor Yamaha.
Termasuk dua balapan terdekat yaitu MotoGP Jerman di Sachsenring pada 19 Juni dan MotoGP Belanda di Sirkuit Assen pada 26 Juni.
Kendati demikian, Manajer Tim Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, percaya bahwa pembalapnya masih punya peluang.
"Selisih 66 poin itu banyak, tetapi tidak terlalu banyak," kata Tardozzi kepada Corriere dello Sport, dikutip BolaSport.com dari Mowmag.
"Kami memiliki tugas untuk selalu percaya. Kami mengandalkan perasaan kami. Dan kami sangat merasakan feeling bahwa kami bisa memenangkan gelar."
Baca Juga: Demi Gelar Juara Dunia, Fabio Quartararo Dihadapkan Dua Pilihan Sulit
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Paddock-GP.com |
Komentar