BOLASPORT.COM - Label FC Hollywood yang sempat menempel di Bayern Muenchen sangat mungkin kembali pada tahun 2022. Robert Lewandowski menjadi aktor utamanya.
Bukan tanpa alasan Bayern Muenchen era 1990-an mendapat julukan FC Hollywood.
Kala itu Bayern Muenchen diperkuat pemain elite Jerman seperti Lothar Matthaeus dan Juergen Klinsmann.
Selayaknya para aktor di Hollywood yang kerap jadi bahan gosip, kiprah para pemain ini pun tak lepas dari santapan media.
Pelatih Bayern Muenchen era itu, Giovanni Trapattoni, pun menjadi sorotan oleh media karena kelakuannya yang “antik”, termasuk saat misuh tentang para pemainnya di konferensi pers.
Julukan FC Hollywood mulai mereda setelah Ottmar Hitzfeld mengambil alih kursi pelatih Bayern Muenchen pada 1998.
Bayern Muenchen kembali ke khitahnya sebagai klub sepak bola yang lebih banyak fokus ke prestasi ketimbang sensasi.
Namun, kalau boleh mengutip kata-kata Mark Twain, sejarah tidak berulang, tetapi kerap punya rima.
Situasi Bayern Muenchen pada 2022 bisa jadi bukti kesahihan omongan Twain.
Juara Liga Jerman musim 2021-2022 itu seolah di ambang mendapatkan kembali julukan FC Hollywood dengan drama pada musim panas 2022.
Robert Lewandowski adalah pelakon utama dari drama tersebut setelah ia berniat hengkang dari klub yang sudah ia perkuat sejak 2014 itu.
“Bayern Muenchen tidak akan bisa menghentikan saya hanya karena mereka bisa melakukannya," kata Lewandowski, dikutip BolaSport.com dari Bild.de.
"Kepindahan saya adalah solusi terbaik untuk semua pihak," ujar Lewandowski lagi.
Dalam wawancara terpisah, Lewandowski kembali menyemprot pihak Bayern, kendati masih tidak mau mengelaborasi alasan spesifik ingin keluar dari Allianz Arena.
“Sesuatu dalam diri saya sudah mati. Saya ingin pergi agar kembali bisa merasakan emosi dalam diri saya,” kata Lewandowski.
“Sekarang, memangnya ada pemain yang mau ke Bayern Muenchen setelah mendengarkan yang terjadi ke saya?” ucap Lewandowski melanjutkan.
Di sisi lain, Bayern Muenchen masih bersikukuh tidak mau membiarkan Lewandowski pergi.
Hal ini diutarakan oleh Direktur Olahraga Bayern Muenchen, Hasan Salihamidzic.
Salihamidzic ikut membawa nama Presiden Bayern Muenchen, Herbert Hainer, dan CEO Bayern, Oliver Kahn.
“Saya, Herbert Hainer dan Oliver Kahn sudah berkomentar beberapa kali soal keinginan Lewandowski, dan sikap kami masih sama,” kata Hasan Salihamidzic.
Bukan pertama kali
Konflik antara Robert Lewandowski dan Bayern Muenchen menjadi hal yang menarik.
Bukan pertama kali Robert Lewandowski mengutarakan niatnya pindah secara demonstratif.
Kalau kisah Bayern-Lewandowski adalah film, Robert Lewandowski sudah punya film prekuel yang menjadi lakon asal mula (origin story).
Ironisnya, pertama kali Lewandowski menunjukkan sikap vokal seperti ini, Bayern Muenchen-lah yang diuntungkan.
Penyerang berusia 33 tahun itu pernah bersikap serupa ke klub lamanya, Borussia Dortmund, pada akhir musim 2012-2013.
Alasannya, Lewandowski ingin pindah ke Bayern Muenchen.
Lewandowski disinyalir sudah menjalin kontak dengan Bayern Muenchen sebelum memutuskan tidak ingin bertahan bersama Die Borussen.
“Robert mendapatkan penawaran menarik yang memenuhi permintaannya, juga untuk Borussia Dortmund. Borussia Dortmund pun sudah mengiyakan keinginan tersebut,” kata agen Lewandowski saat itu, Malik Barthel.
Borussia Dortmund kala itu memasang mempunyai sikap serupa dengan Bayern Muenchen saat ini.
Dortmund menolak keinginan Lewandowski tersebut kendati sang juru gedor sudah menolak perpanjangan kontrak.
Due Borussen juga membantah sudah merestui kepergian Lewandowski.
Robert Lewandowski merespons penolakan Borussia Dortmund dengan kritik terbuka di media dengan klaim bahwa Dortmund tidak menaikkan gajinya.
“Sikap Borussia Dortmund ini sangat aneh. Sungguh tidak Jerman,” kata Lewandowski dalam wawancara pada 2013.
“Saya dan agen saya berusaha bersikap normal, tetapi manajemen klub tidak menunjukkan hal yang sama.”
“Tidak peduli betapa kerasnya saya berlatih dan apa yang akan saya lakukan, saya akan tetap merasa seperti dicurangi,” ucap Lewandowski melanjutkan.
Sulit untuk tidak merasa seperti deja vu saat membaca “ultimatum” penyerang bernomor punggung 9 tersebut ke Bayern Muenchen baru-baru ini.
Sport1 mengeklaim bahwa Lewandowski dan agennya, Pini Zahavi, akan menolak bergabung dengan Bayern Muenchen pada sesi pra-musim.
???????? Lewandowski already has 22 goals for club & country in 2022 ????#NationsLeague pic.twitter.com/3W8sAl16gY
— UEFA Nations League (@EURO2024) June 8, 2022
Situasi antara Bayern Muenchen dan Robert Lewandowski juga makin diruncingkan dengan indikasi adanya konflik antara Lewandowski dan pelatih Bayern, Julian Nagelsmann.
Robert Lewandowski tak terima dengan saran Nagelsmann soal posisinya bermain di lapangan.
Dari perspektif klub, sikap Lewandowski tak ubahnya simalakama untuk manajemen.
Mempertahankan pemain yang sudah jelas menolak menetap hanya akan menciptakan bom waktu yang amat dihindari klub mana pun, termasuk Bayern Muenchen.
Di sisi lain, kontribusi Lewandowski membuat Bayern Muenchen mustahil menendangnya begitu saja.
Biar bagaimanapun, Robert Lewandowski adalah orang yang sudah menyumbang 344 gol di semua ajang untuk klub sejak debutnya dengan seragam Bayern pada 2014.
Ia adalah sosok yang esensial untuk gelar-gelar yang diraih Bayern sejak kedatangannya ke Allianz Arena, termasuk treble winner pada 2020.
Menemukan pengganti Robert Lewandowski akan jadi pekerjaan rumah yang maha berat untuk Bayern.
Dari perspektif pemain, alasan Robert Lewandowski pun, terlepas dari motivasinya yang masih ambigu, layak dipahami.
Lewandowski masih berada pada level penampilan yang prima dan menarik perhatian klub elite Eropa, seperti Barcelona.
Wajar jika Robert Lewandowski tertarik melanjutkan kariernya di sana, terutama mengingat ia sudah 12 tahun bertahan di Bundesliga.
Kesempatan melebarkan sayap ke Liga Spanyol tidak datang setiap hari, terutama jika mempertimbangkan faktor usia.
Robert Lewandowski mungkin tak akan punya kesempatan kedua untuk menjajal liga baru sebelum kariernya mulai memasuki fase senja.
Siapa yang berkedip duluan?
Drama antara Robert Lewandowski dan Bayern Muenchen boleh dikatakan akan ditentukan oleh siapa yang lebih kuat bertahan.
Bayangkan saja kedua belah pihak tengah beradu tatap (staring contest) dan yang berkedip duluan akan jadi pihak yang kalah.
Mungkin Bayern Muenchen akan menyerah dan menjual Lewandowski pada musim panas ini ke Barcelona.
Mungkin, justru Lewandowski yang akhirnya mau memperpanjang kontrak bersama Bayern Muenchen dan melupakan mimpinya.
Atau, kedua belah pihak yang berseteru mencari jalan tengah: Robert Lewandowski bertahan semusim lagi hingga kontraknya habis, dan hengkang dengan status bebas transfer, seperti saat Lewandowski datang ke Bayern delapan tahun lalu.
Seperti sebuah film Hollywood, drama Robert Lewandowski dan Bayern Muenchen masih berlangsung, serta mengingatkan ke era saat klub Bavaria itu dijuluki FC Hollywood karena serangkaian dramanya.
Lagi-lagi, tidak perlu heran jika cerita dari era 1990-an kembali muncul.
Fenomena ini yang kerap terjadi di Hollywood yang kerap bermain-main dengan nostalgia.
Ketika tulisan ini dibuat, ada dua film sekuel dari film legendaris pada masa akhir 1980-an dan 1990-an yang tengah tayang di bioskop.
Top Gun: Maverick, sekuel Top Gun (1986) yang rilis pada 24 Mei 2022, mendapat sambutan sangat positif dari publik, terlihat dari rating 97 persen di Rotten Tomatoes.
Nasib berbeda dialami Jurassic World Dominion yang dirilis pada 7 Juni 2022, tidak mendapat penerimaan yang sama.
Baca Juga: Liverpool-Benfica Terseret Efek Transfer Lewandowski ke Barcelona, Total Rp2,5 Triliun Terlibat
Ratingnya hanya 37 persen di Rotten Tomatoes, serta dikritik sebagai film terlemah sepanjang sejarah waralaba Jurassic Park.
Pertanyaannya, apakah “film” FC Hollywood versi 2022 ini akan sesukses Top Gun: Maverick atau justru flop seperti Jurassic World Dominion?
Na ja. Siapkan saja dulu popcorn Anda.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar