BOLASPORT.COM - Kylian Mbappe hampir mundur dari timnas Prancis usai Euro 2020 bukan karena kegagalan penalti.
Kylian Mbappe hampir keluar dari sepak bola internasional menyusul gelombang pelecehan yang dia terima di EURO 2020.
Gelombang pelecahan yang menimpa Mbappe muncul usai pertandingan timnas Prancis melawan timnas Swiss di babak 16 besar Piala Eropa 2020, Senin (29/6/2021).
Dalam pertandingan tersebut, Prancis bermain imbang 3-3 melawan Swiss hingga pertandingan memasuki menit ke-120.
Akibatnya, pertandingan harus dilanjutkan ke babak adu penalti untuk menentukan tim yang maju ke perempat final.
Pada momen ini, Mbappe melakukan kesalahan fatal dengan menjadi satu-satunya penendang penalti Prancis yang gagal melaksanakan tugasnya.
Alhasil, Les Bleus kalah 4-5 dari Swiss di babak tos-tosan, sekaligus membuat Kylian Mbappe cs tersingkir dari ajang EURO 2020.
Baca Juga: Gara-gara Insiden Ini, Kylian Mbappe Sempat Ngambek Tak Mau Bela Timnas Prancis
Setelah laga berakhir, penalti yang gagal itu menyebabkan serangan kritik ke Mbappe.
Penyerang Paris Saint-Germain itu kemudian bertemu dengan Presiden Federasi Sepak Bola Prancis (FFF), Noel Le Graet, untuk membahas kegagalan penaltinya.
Dalam kesempatan tersebut, Mbappe mengeluarkan segala unek-uneknya.
Inti dari pertemuan tersebut, Mbappe mengaku kecewa dengan FFF karena tak memberikan pembelaan.
Tak sampai di situ saja, Mbappe bahkan sempat menyatakan tak mau lagi membela timnas Prancis.
Le Graet pun mengungkap hasil pertemuannya dengan Mbappe yang berlangsung selama 5 menit tersebut.
"Saya bertemu dengan dia setelah EURO 2020, dia merasa bahwa Federasi tidak membelanya setelah penalti yang gagal," kata Noel Le Graet, dilansir BolaSport.com dari Joe.
"Kami bertemu selama lima menit di kantor saya."
"Dia marah, dia tidak ingin bermain untuk tim Prancis lagi," tutur Le Graet menambahkan.
Namun, pernyataan Le Graet terkait dengan niat Mbappe untuk berhenti dari timnas gara-gara insiden penalti mendapatkan respons dari sang pemain.
Dalam responsnya, Mbappe mengatakan bahwa keinginan untuk mundur dari timnas bukan disebabkan oleh kegagalan penalti, tetapi terkait dengan rasisme.
"Saya menjelaskan kepadanya dengan baik bahwa di atas segalanya itu terkait dengan rasisme, bukan penalti," kata Kylian Mbappe, dinukil BolaSport.com dari Goal International.
"Namun, dia berpikir bahwa tidak ada rasisme," tutur Mbappe menambahkan.
Sebelumnya, pada Oktober 2021, Mbappe juga punya niat untuk mengundurkan diri dari timnas Prancis.
Alasannya, jika dianggap sebagai masalah bagi tim Didier Deschamps, maka Mbappe siap mundur.
"Saya tidak pernah mengambil satu euro pun untuk bermain bagi tim nasional Prancis dan saya akan selalu bermain untuk tim nasional saya secara gratis," kata Kylian Mbappe, dinukil BolaSport.com dari Daily Mail.
"Di atas segalanya, saya tidak pernah ingin menjadi masalah."
"Akan tetapi, dari saat saya merasa seperti itu, saya mulai menjadi masalah dan orang-orang merasa saya adalah masalah."
"Saya menerima pesan bahwa ego saya yang membuat kami kalah, bahwa saya ingin mengambil terlalu banyak ruang, dan bahwa tanpa saya, kami mungkin menang."
"Hal paling penting adalah tim nasional Prancis dan jika tim nasional Prancis lebih bahagia tanpa saya, maka saya akan pergi," tutur Mbappe menambahkan.
Baca Juga: Hasil UEFA Nations League - Gol Kylian Mbappe Sia-sia, Prancis Belum Rasakan Kemenangan Perdana
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | Dailymail.co.uk, Joe.co.uk, Goal.com/en |
Komentar