Musim pertamanya pada 2016-2017, Mane datang dari Southampton dan diplot sebagai penyerang sayap kanan.
Ketika Liverpool mendatangkan Mohamed Salah dari AS Roma pada 2017, dirinya berpindah ke penyerang sayap kiri.
Posisi ini adalah yang paling lama dihuni oleh Mane selama empat musim, yakni dari tahun 2017 hingga 2021.
Transformasi tersebut membentuk trisula mematikan The Reds yang mengantarkan berbagai gelar bersama Mohamed Salah dan Roberto Firmino.
Bahkan di musim terakhirnya, yakni musim 2021-2022, Mane sering dipasang sebagai striker yang berperan false nine.
Baca Juga: Kepindahan Romelu Lukaku ke Inter Milan adalah Keputusan Terbaik bagi Chelsea
Dari ketajamannya di depan gawang tersebut Mane berhasil mengemas 120 gol di berbagai ajang bersama Liverpool.
Namun, hengkangnya Mane dari Liverpool ini seperti sebuah perjudian dengan dua kemungkinan bakal terjadi.
Pertama, Mane akan tetap tajam dan tampil lebih garang di Bayern atau flop seperti halnya para rekannya terdahulu yang memilih meninggalkan Liverpool.
???????? Firmino: 327 games, 98G, 74A
???????? Mane: 269 games, 120G, 48A
???????? Salah: 254 games, 156G, 63AYou just had to be there. pic.twitter.com/zahj4CMIZW
— Keifer MacDonald (@KeiferMacd) June 17, 2022
Contoh kegagalan nyata adalah Philippe Coutinho, Emre Can, dan Georginio Wijnaldum yang dikutip BolaSport.com dari Daily Mail.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | Dailymail.co.uk |
Komentar