BOLASPORT.COM - Pembalap Pramac Racing, Johann Zarco, angkat topi dengan pencapaian Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) yang mendekatkan diri dengan gelar juara MotoGP kedua.
Fabio Quartararo masih sulit untuk dihentikan dalam persaingan perburuan gelar.
Memble pada awal musim karena terpengaruh anggapan bahwa kelemahan Yamaha menutupi potensinya, Quartararo membara begitu bisa berdamai dengan keadaannya di pabrikan garpu tala.
Siapa bilang untuk menjadi juara harus memerlukan motor tercepat? Barangkali inilah yang dipikirkan pembalap asal Prancis tersebut.
Quartararo kembali memenangkan persaingan dengan caranya musim lalu yaitu konsistensi.
Sejak rangkaian balapan di Eropa dimulai pada seri kelima di Portugal, Quartararo hanya sekali gagal finis di posisi tiga besar.
Rinciannya Quartararo tiga kali menang, dua kali runner-up, dan sekali finis keempat. Total 128 poin dikumpulkan El Diablo dari potensi 150 poin dalam enam seri terakhir.
Quartararo pun hampir dipastikan menjadi juara paruh musim setelah memimpin klasemen dengan keunggulan 34 poin dari rival terdekat, Aleix Espargaro (Aprilia Racing), di posisi kedua.
Bagi Johann Zarco, keberhasilan rekan senegaranya salah satunya disebabkan oleh kemampuan dalam menghadapi tekanan.
Baca Juga: MotoGP Belanda 2022 - Fabio Quartararo Incar Kemenangan Beruntun
"Hal paling impresif dari Quartararo, di luar dari caranya berkendara, adalah kemampuannya untuk menanggung beban sebagai juara dunia," kata Zarco dalam konferensi pers pra-event MotoGP Belanda, Kamis (24/6/2022).
"Untuk mengejar gelar kedua, Anda mendapat banyak tekanan, bahkan dari diri Anda sendiri karena Anda tahu bahwa Anda bisa menjadi juara, jadi Anda ingin melakukannya lagi.
"Selain itu orang-orang mengharapkan Anda menang."
"Sekarang dia mampu melakukannya dan saya terkesan melihatnya punya kematangan hingga bisa memegang kendali dalam kejuaraan."
Mengatakan Quartararo berhasil karena faktor mentalitas tentunya merendahkan kemampuan alaminya sebagai pembalap jawara.
Pasalnya, Quartararo mampu bersinar ketika pembalap Yamaha lain kesulitan. Rekan setimnya, Franco Morbidelli, terdampar di peringkat 19 klasemen ketika Quartararo kukuh di posisi pertama.
Legenda MotoGP, Jorge Lorenzo, menyamakan situasi Quartararo di Yamaha dengan ketika hanya Casey Stoner yang mampu menang di Ducati atau Marc Marquez dengan Honda.
Adapun menurut Zarco, keunggulan Quartararo bisa dilihat dalam ruang lingkup yang lebih besar yaitu antara si pembalap dan seluruh rivalnya pada MotoGP saat ini.
"Saya juga bisa melihat dari balapan di Catalunya dan lebih-lebih di Sachsenring, ketika kondisinya sulit, ketika semua pembalap mengalami kesulitan dengan ban, Quartararo punya kecepatan," sambung Zarco.
Baca Juga: MotoGP Belanda 2022 - Semangat Baru Bagnaia di Tengah 'Penyakit' yang Suka Kambuh
"Dia punya kecepatan untuk menekan pada awal balapan, kemudian ada saat ketika Anda melaju lebih pelan karena sulit untuk menjaga ritme, tetapi seolah-olah dia bisa melakukannya dengan mudah."
"Inilah keindahan dari era Quartararo sekarang yaitu dia melakukan apa yang diinginkan semua pembalap tetapi mereka semua tidak bisa melakukannya."
Quartararo dijagokan untuk mencetak kemenangan keempatnya pada balapan seri ke-11 MotoGP Belanda yang akan digelar di Sirkuit Assen, Belanda, 24-26 Juni 2022.
Pembalap yang baru berusia 23 tahun tersebut menjadi juara bertahan MotoGP Belanda.
Tahun lalu dia finis terdepan dengan jarak yang cukup jauh 2,7 detik dari rekan setimnya kala itu, Maverick Vinales.
Baca Juga: Marc Marquez Akan Meninggal 5 Kali jika Kecelakaan di Zaman Giacomo Agostini
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | MotoGP.com |
Komentar