BOLASPORT.COM - Ada dua skema potensial yang akan digunakan oleh Christophe Galtier di Paris Saint-Germain (PSG).
Usai memecat Mauricio Pochettino dari kursi kepelatihan, PSG langsung mengangkat Christophe Galtier sebagai penggantinya.
Pelatih berusia 55 tahun tersebut telah resmi diperkenalkan sebagai pelatih baru PSG.
Galtier meneken kontrak jangka pendek dengan PSG hingga dua tahun mendatang.
Artinya, Galtier akan menjadi juru taktik di PSG hingga 30 Juni 2024.
Sebagai pelatih baru PSG, Galtier bukanlah nama sembarangan.
Baca Juga: BURSA TRANSFER - Christophe Galtier Datang, Messi Kehilangan Sahabat di PSG
Pasalnya, sebelum melatih PSG, Galtier sudah malang-melintang melatih klub-klub di Liga Prancis.
Sebut saja Saint-Etienne (2009-2017), Lille (2017-2021), dan Nice (2021-2022).
Khusus di Lille, Galtier berhasil merengkuh gelar Liga Prancis 2020-2021.
Saat itu, keberhasilan Galtier meraih gelar Ligue 1 tak bisa dilepaskan dari formasi andalannya yaitu 4-4-2.
Formasi tersebut kemungkinan akan menjadi skema bermainya di PSG.
Dalam formasi 4-4-2 Galtier, strukturnya adalah dua baris empat, dua penyerang bekerja di baris pertama untuk melakukan pressing.
Saat menyerang, dilansir BolaSport.com dari The Mastermindsite, Galtier sangat mengandalakan vertikalitas dan itu pada dasarnya berarti Lille berusaha mengirimkan bola ke penyerang mereka lebih awal.
Sementara saat bertahan, Galtier menginstruksikan anak asuhnya untuk tidak menekan terlalu tinggi atau intens dan meminta menunggu lebih banyak di blok tengah dan bekerja untuk membatasi penetrasi ke area tengah.
Ketika mereka melakukan tekanan dari lini depan, penyerang Lille berusaha memaksa lawan untuk melakukan operan ke area samping.
Hal itu kemudian memungkinkan Lille untuk menekan dalam jumlah yang lebih besar di area flank, dengan bek sayap membantu sayap.
Jika operan dilakukan ke area tengah, tim Galtier akan melakukan pressing dalam bentuk berlian dengan dua striker, gelandang tengah, dan pemain sayap bergabung untuk membatasi waktu dan ruang lawan.
Dengan formasi dan strategi itu, Galtier sukses bersama Lille.
Dilansir BolaSport.com dari Marca, formasi dasar 4-4-2 yang menjadi favorit Galtier akan menjadi opsi utamanya di PSG dan pastinya akan berbeda dengan tim Prancis lainya.
Alih-alih berfokus pada kecepatan dan transisi cepat, timnya akan lebih mengutamakan kompaksi dan soliditas daripada sepak bola menyerang yang lebih mengalir bebas.
Mereka kemudian melindungi diri secara defensif setelah kehilangan bola.
Namun, dengan bekal pemain kelas satu, Galtier pasti akan menerapkan gaya permainan yang lebih proaktif di PSG.
"Saya ingin melihat intensitas, pressing," kata Christophe Galtier, dinukil BolaSport.com dari Marca.
"Saya belum berbicara dengan skuad, tapi Anda lebih sering menang ketika bermain bagus."
"Dibandingkan dengan klub saya sebelumnya, akan ada pendekatan yang berbeda," tutur Galtier menambahkan.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Marca.com, Mirror.co.uk, themastermindsite.com |
Komentar