BOLASPORT.COM - Juventus menjadi tim paling boros dalam lima tahun terakhir di Eropa. Uang senilai Rp12,5 triliun melayang, tetapi Juventus tidak mampu merengkuh trofi Liga Champions.
Jika berbicara soal klub paling kaya dengan transfer gila-gilaan, maka nama Manchester City dan Paris Saint-Germain yang paling diingat.
Nyatanya, PSG dan Manchester City bukan tim yang paling boros soal transfer pemain dalam lima tahun terakhir.
Gelar tim paling boros dalam lima tahun terakhir rupanya justru jatuh kepada klub raksasa Liga Italia, Juventus.
Juventus menghabiskan uang sebanyak 815,51 juta euro atau setara dengan Rp12,5 triliun dalam lima tahun terakhir.
Lalu, ke mana saja uang sebanyak itu dibelanjakan oleh Si Nyonya Tua?
Semuanya bermula pada musim 2018-2019, di mana Juventus mengeluarkan banyak uang untuk belanja pada bursa transfer musim panas 2018.
Baca Juga: Juventus Angkut Angel Di Maria dan Paul Pogba, Bisa Jadi Tim Super dengan 3 Pemain Lagi
Proyek besar Juventus ditandai dengan mendatangkan Cristiano Ronaldo dari Real Madrid dengan harga 117 juta euro atau sekitar Rp1,79 triliun.
Tidak hanya Ronaldo, Juventus juga mendatangkan empat pemain lagi pada bursa transfer yang sama.
Juventus merekrut Joao Cancelo (40 juta euro), Douglas Costa (40 juta euro), Leonardo Bonucci (35 juta euro), dan Emre Can (gratis).
Padahal, skuad Juventus saat itu bisa dibilang sudah diisi dengan pemain-pemain kelas dunia, seperti Paulo Dybala, Sami Khedira, Mario Mandzukic, Miralem Pjanic, dan Juan Cuadrado.
Semusim berikutnya, Juventus kembali berfoya-foya pada bursa transfer musim panas 2019.
Si Nyonya Tua setidaknya mendatangkan sembilan pemain anyar pada bursa transfer musim panas saat itu.
Transfer termahal yang dilakukan Juventus saat itu adalah mendatangkan Matthijs de Ligt dari Ajax Amsterdam dengan biaya sebesar 85,5 juta euro atau setara dengan Rp1,31 triliun.
Baca Juga: RESMI - Angel Di Maria Gabung ke Juventus, Jadi Satu di Antara Beberapa Pemain Gratisan
Selain De Ligt, Juventus juga mendatangkan Danilo (37 juta euro), Dejan Kulusevski (35 juta euro), Cristian Romero (31,5 juta euro), Luca Pellegrini (22 juta euro), Merih Demiral (19,5 juta euro), Aaron Ramsey (gratis), Adrien Rabbiot (gratis), dan Gianluigi Buffon (gratis).
Pada musim 2020-2021, Juventus memang tidak menghabiskan uang sebanyak dua musim sebelumnya.
Akan tetapi, uang senilai lebih dari 100 juta euro tetap dihabiskan Si Nyonya Tua pada jendela transfer musim 2020-2021.
Juventus tercatat mendatangkan Arthur Melo (76 juta euro), Nicolo Rovella (23 juta euro), Alvaro Morata (20 juta euro), Rolando Mandragora (15 juta euro), Federico Chiesa (13 juta euro), Weston McKennie (4,5 juta euro), dan Stefano Gori (3 juta euro).
Namun, kedatangan pemain-pemain tersebut tidak mampu membuat Juventus mempertahankan dominasi mereka di Liga Italia.
Juventus gagal meraih scudetto pada musim 2020-2021 karena kalah bersaing dengan Inter Milan dan AC Milan.
Pada musim lalu, Juventus kembali gagal bersaing di Liga Italia, padahal baru saja mendatangkan Dusan Vlahovic dan Denis Zakaria.
Baca Juga: BURSA TRANSFER - 1 Faktor Bikin Kesengsem, Jose Mourinho Ngebet Datangkan Kompatriot Lionel Messi
Tidak tanggung-tanggung, Vlahovic didatangkan dengan biaya yang sangat besar, yakni 81,6 juta euro atau setara dengan Rp1,25 triliun.
Dengan berbagai pengeluaran itu, Juventus menjadi tim yang paling boros di Eropa dalam lima tahun terakhir.
Juventus bahkan berada di atas Manchester City yang dikenal heboh saat belanja pemain.
Dalam lima tahun terakhir, Manchester City "hanya" menghabiskan 653,66 juta euro atau sekitar Rp9,97 triliun.
Di posisi selanjutnya secara berturut-turut ada Real Madrid (631,25 juta euro), Barcelona (621,10 juta euro), dan Chelsea (619 juta euro).
Meski menjadi tim paling boros di Eropa, Juventus nyatanya tidak mampu merengkuh satu pun trofi Liga Champions.
Kali terakhir Juventus meraih trofi Liga Champions adalah pada musim 1995-1996 atau 16 tahun yang lalu.
Baca Juga: Kembali ke Atletico Madrid, Alvaro Morata Siap Tampil Tajam
Padahal, Presiden Juventus, Andrea Agnelli, menyampaikan trofi Liga Champions adalah target utama Si Nyonya Tua tiap tahun.
"Kami mengatakan sejak musim panas bahwa Liga Champions adalah tujuannya dan itu akan terjadi setiap tahun," kata Agnelli seperti dikutip BolaSport.com dari Marca.
"Kami dapat terus berkembang. Kami memiliki tim yang menjamin masa depan yang hebat untuk Juventus," tutur Agnelli melanjutkan.
Namun, ambisi itu tidak terwujud di Liga Champions karena dalam lima musim terakhir, prestasi terbaik Juventus hanya mencapai babak perempat final pada musim 2018-2019.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | Marca.com |
Komentar