BOLASPORT.COM - Di Piala Eropa Wanita 2022, Timnas Putri Spanyol berada satu grup dengan Timnas Putri Jerman.
Penulis langsung memutuskan berangkat ke Piala Eropa Wanita 2022 begitu mengetahui Timnas Putri Spanyol tergabung bersama dengan Timnas Putri Jerman di Grup B.
Pertandingan kedua tim ini dilangsungkan pada 12 Juli lalu di London.
Pengalaman yang didapatkan penulis dari laga itu ternyata tak ada duanya.
Sebenarnya, tujuan utama penulis tentu saja untuk melihat Alexia Putellas, pemain putri terbaik dunia saat ini, bermain secara langsung.
Penulis terpesona dengan performa Alexia Putellas.
Selama beberapa tahun terakhir, Putellas bermain bersama Barcelona Femeni, klub yang menyelesaikan musim lalu sebagai runner-up Liga Champions Wanita dan treble domestik, dengan tingkat kemenangan 100% di ketiga kompetisi domestik tersebut.
Baca Juga: Xavi Hernandez: Barcelona Perlu Belajar dari Kesuksesan Tim Putri
Serupa dengan Barcelona era Pep Guardiola yang mendominasi pada 2008-2012, mayoritas anggota skuad Timnas Spanyol pada kompetisi ini didominasi oleh para pemain dari Barcelona Femeni.
Di sisi lain, Timnas Putri Jerman adalah tim paling sukses dalam sejarah kompetisi, di mana mereka memenangi 8 dari 12 edisi.
Maka, pertandingan Spanyol vs Jerman menjadi salah satu pertemuan yang paling menarik.
Ini adalah dua tim yang mempunyai peluang besar untuk mengangkat trofi juara Piala Eropa Wanita 2022.
Sepak bola wanita adalah olahraga yang paling cepat berkembang di Inggris.
Tidak heran jika tiket untuk kompetisi tahun ini cukup sulit didapatkan.
Ketika tiba di venue laga di Brentford Community Stadium pada Selasa (12/7/2022), penulis terkejut melihat bahwa mayoritas orang yang datang ke stadion adalah perempuan.
Ini tentu saja membuat nuansa matchday yang sangat berbeda dari yang biasa terlihat sebelumnya.
Pertandingannya sendiri sama sekali tidak mengecewakan.
Kualitas dan pemahaman taktis dalam dunia sepak bola putri telah meningkat secara eksponensial selama beberapa tahun terakhir dan sungguh menakjubkan melihat aksi para pemain secara langsung.
Sayangnya, Alexia Putellas menderita cedera achilles beberapa hari sebelum turnamen dimulai.
Cedera itu membuatnya harus menepi selama 10-12 bulan.
Pupuslah harapan penulis untuk menonton dia secara langsung.
Baca Juga: Selamatkan Muka Lionel Messi Cs, Tim Cewek Barcelona Juara Liga Champions
Laga sendiri berjalan dengan tempo yang lumayan tinggi. Spanyol mendominasi penguasaan bola walau Jerman dalam hal fisik jauh lebih bagus.
Pada akhirnya, Timnas Putri Jerman berhasil menunjukan efisiensi khas Tim Panser dan berhasil mengakhiri rentetan kemenangan dalam 24 laga beruntun yang dimiliki Timnas Putri Spanyol.
Jerman menang 2-0 berkat gol-gol Klara Buehl dan Alexandra Popp pada babak pertama.
Satu hal perbedaan yang paling besar dalam laga ini adalah minimnya diving ataupun upaya mengulur-ulur waktu dari kedua tim.
Baik pemain maupun penonton terasa sangat lebih menghormati satu sama lain.
Hal ini tentu sangat berbeda apabila dibandingkan dengan pertandingan sepak bola putra yang umumnya sangat penuh dengan agresi.
Mungkin ini alasan kenapa banyak sekali keluarga-keluarga yang merasa nyaman untuk membawa anak-anak kecil mereka menonton pertandingan ini.
Melihat stadion terisi penuh dan banyaknya orang tua yang membawa wajah anak putri mereka berbalut wajah berseri-seri dengan kegembiraan membuat berada di stadion ini terasa lebih besar dari sekadar pertandingan biasa.
Sepak bola putri sudah tiba dan hanya akan menjadi lebih besar.
Penulis ingin menulis artikel ini sebagai manifestasi impian, bahwa semoga suatu saat nanti kita bisa mengalami keindahan ini di Indonesia.
Di mana anak-anak kecil datang berbondong-bondong ke stadion sepak bola, merasa aman, nihil dari komentar seksis dan merendahkan.
Mereka juga dapat melihat bahwa sangat normal untuk perempuan bermain sepak bola.
Sepak bola adalah permainan universal dan untuk semua orang.
* Defrio Nandi Wardhana
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Istimewa |
Komentar