BOLASPORT.COM - Taipei Open 2022 mendapat sorotan menyusul berbagai situasi tidak mengenakkan terjadi dalam perhelatan turnamen level Super 300 itu.
Perhelatan Taipei Open 2022 sudah membuat publik mengernyitkan dahi dengan banyaknya pemain yang memutuskan untuk mundur.
Dari Indonesia sendiri ada 12 pemain/pasangan yang ditarik partisipasinya dari perhelatan Taipei Open 2022.
Dua di antaranya adalah Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (ganda putri) dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (ganda putra) yang baru saja menjuarai Singapore Open 2022.
Pemain-pemain muda di pelatnas yang memerlukan jam terbang juga sebagian membatalkan keikutsertaan pada Taipei Open 2022.
Diterangkan Kepala Bidang dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky, bahwa protokol kesehatan yang ketat dan risiko karantina menjadi penyebabnya.
"Kita juga menarik semua pemain dari Taipei yang sempat tampil di Singapore Open. Karena ada pemain dan pelatih yang sakit," ungkap Rionny dalam rilis dari Tim Humas dan Media PBSI.
"Di Taipei protokol kesehatan masih sangat ketat. Ada karantina, sistem bubble dan tes antigen setiap hari. Bila terpapar, karantina harus di rumah sakit. Kita tidak mau ambil resiko."
Indonesia akhirnya hanya mengirim tiga pemain yaitu Christian Adinata, Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay, dan Komang Ayu Cahya Dewi.
Baca Juga: Taipei Open 2022 - Komang Ungkap Kunci Lolos ke Babak Utama
Minimnya partisipasi pemain luar sebenarnya bukan sepenuhnya salah Taipei Open 2022.
Taipei Open 2022 menjadi buntut dari rangkaian empat turnamen beruntun dengan tiga turnamen pertama (Malaysia Open/S750, Malaysia Masters/S500, dan Singapore Open/S500) memiliki level lebih tinggi serta terkonsentrasi di lokasi yang berdekatan.
Malahan Taipei Open 2022 menjadi akhir dari tur yang lebih panjang yaitu 6 turnamen dalam 7 pekan jika memperhitungkan Indonesia Masters dan Indonesia Open.
Pada akhirnya kompetisi hampir didominasi pemain-pemain lokal.
Kecemburuan muncul ketika beberapa pemain asing mengalami kesulitan untuk berlatih di aula utama di venue pertandingan, Taipei Heping Basketball Gymnasium.
Salah protes keras datang dari pebulu tangkis tunggal putri Amerika Serikat, Beiwen Zhang, yang kehilangan waktu berlatih karena lambannya proses tes Covid-19.
"Tujuh pemain yang saya kenal, termasuk saya, tidak bisa berlatih di aula utama karena harus menunggu hasil PCR dari pukul 8.00-10.00 pada tanggal 18," tulis Zhang.
"Sementara itu pemain-pemain tuan rumah yang datang pada hari yang sama dengan saya bisa berlatih siang ini (jangan tanya siapa)."
"Masalahnya ada di panitia."
Baca Juga: Taipei Open 2022 - Komang Ungkap Kunci Lolos ke Babak Utama
"Saya dan pemain-pemain luar lainnya menunggu hasil tes dan melewatkan semua waktu latihan hari ini."
"Kalau panitia tahu rumah sakit rujukan lamban dalam tes kenapa tidak memberi kami tes ketika kami mendarat? Kenapa tesnya harus keesokan harinya."
"Turnamen di negara lain menggunakan tes pada hari yang sama dan hasilnya keluar pada pagi hari berikutnya sehingga kami bisa berlatih, atau dalam waktu tiga jam dengan tes PCR kilat."
"Semenjak ada kebijakan gelembung untuk kompetisi ini, panitia seharusnya mempersiapkan dengan baik, bukan?" sambung pemain peringkat 14 dunia itu.
Zhang juga mengkritik bagaimana ketersediaan bus ulang-alik yang minim dan waktu tempuh yang lebih lama dari perjalanan normal.
Kritik juga datang dari pemain ganda campuran Malaysia, Hoo Pang Ron, soal sulitnya mengakses lapangan pertandingan.
"Tidak ada latihan. Tidak ada uji coba lapangan. Diam di kamar. Kemudian langsung bertanding? Pertama kalinya (bagi saya)," unggahnya.
Baca Juga: Apriyani/Fadia Menggila, Mesin Pencetak Gelar Indonesia Kini Bertambah
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar