BOLASPORT.COM - Pengembangan aerodinamika pada MotoGP menimbulkan pro dan kontra. Marc Marquez merasa aero merugikan MotoGP sebagai sebuah pertunjukan. Adapun Francesco Bagnaia berpendapat sebaliknya.
Marc Marquez sejak tahun lalu sudah mengutarakan pendapatnya tentang bagaimana aerodinamika pada MotoGP mempersulit pembalap untuk menyalip.
Fungsi menambah downforce (daya tekan ke bawah) demi meningkatkan grip dan akselerasi dari aerodinamika memang tidak datang tanpa konsekuensi.
Aliran udara yang telah melewati komponen aero tidak "sebersih" aliran udara normal.
Dirty air menimbulkan efek turbulensi pada motor yang berada di belakang. Artinya, sulit untuk sekadar memangkas jarak dengan pembalap di depan.
"Ketika saya tiba di kelas ini dan tanpa winglet, sejujurnya, untuk pertunjukan lebih baik," kata Marquez, dilansir BolaSport.com dari Crash.
"Lebih mudah untuk menyalip, Anda lebih bisa merasakan slipstreamnya dan lebih sensitif dengan kehadiran pembalap lain."
"Sekarang ketika Anda berada di belakang pembalap lain, motornya bergetar dengan aneh."
"Akan tetapi tanpa winglet motornya lebih sulit dikendarai, lebih mudah membuat kesalahan, tetapi untuk menyalip lebih mudah."
Baca Juga: MotoGP Mulai Membosankan, Marc Marquez: Fan Butuh Hiburan Bukan Kecepatan
"Sekarang motornya lebih mudah dikendarai dan lebih sulit untuk membuat kesalahan."
"Anda harus mengendarainya dan dengan halus, tetapi untuk mengikuti pembalap lain jauh lebih sulit."
Pernyataan Marquez diamini sejumlah pembalapnya.
Masalahnya bukan hanya terletak pada aerodinamika tetapi juga ban depan yang mudah terpengaruh temperatur tinggi.
Makin tinggi temperatur, makin tinggi tekanan udara pada ban. Saat semuanya melewati titik optimal, motor akan kehilangan performanya.
Pembalap di belakang harus mengambil risiko lebih besar untuk menyalip sementara pembalap di depan relatif tidak mengalami masalah besar.
Dalam hal ini, Ducati dianggap sebagai biang keroknya.
Sejak memperkenalkan winglet pada 2016, yang ditolak tim lain tetapi akhirnya diikuti, Ducati terus menemukan peningkatan baru pada aspek aerodinamika.
Pada 2019 mereka mengembangkan holeshot device, alat untuk menurunkan suspensi roda belakang dan mengubah geometri motor, untuk berakselerasi saat start.
Baca Juga: Lanjutkan Tradisi Jawara Yamaha, Fabio Quartararo Jajal Mobil F1 Tahun Ini
Tahun berikutnya mereka mengembangkannya sehingga bisa diaktifkan pembalap secara manual agar bisa berakselerasi lebih maksimal di tikungan.
Pabrikan lain mencoba mengikuti sampai akhirnya mengatakan cukup saat Ducati membuatnya bisa digunakan pada kedua roda pada tahun ini.
Peranti yang disebut sebagai ride height device akhirnya hanya diperbolehkan diterapkan pada roda belakang mulai 2023.
Ducati tentunya meradang setelah kalah suara dengan lima pabrikan lainnya. Pembalap mereka merasakan hal yang sama.
Francesco Bagnaia tidak menampik aerodinamika mempersulit pembalap untuk menyalip. Namun, menurutnya masih ada margin untuk membuat perbedaan.
"Saya tidak setuju dan Fabio Quartararo (Yamaha) juga sepakat dengan saya," kata Bagnaia kepada GQ Italia, dilansir BolaSport.com dari Crash.
"Pada balapan-balapan ketika saya harus memperbaiki posisi, saya melakukannya dan menyalip pembalap lain."
"Tentunya aerodinamika menciptakan turbulensi lebih besar dan harus diakui bahwa kami selalu berlomba hingga batas performa."
"Jadi dalam situasi ini sangat mudah untuk melebar dan membuat kesalahan."
Baca Juga: Bikin Menderita dan Merasa Bodoh Jadi Satu, Panas Berlebih pada Honda Akhirnya Ketemu Penangkalnya
Bagnaia merasa resep untuk bisa menyalip pembalap lain sebenarnya masih sederhana yaitu melaju dengan lebih kencang.
"Pada saat yang sama, jika Anda lebih cepat maka Anda tidak mempunyai masalah," imbuh pembalap akademi besutan Valentino Rossi itu.
"Alex Rins melakukannya ketika start paling belakang di Portimao dan finis di posisi keempat."
"Atau saya saat start paling belakang dan finis kedelapan, di Mugello setelah start yang berada di posisi kesembilan kemudian menang."
"Secara sederhana, jika Anda punya potensi maka Anda bisa mengatasinya."
Baca Juga: Murid Valentino Rossi Segel Podium Race of Champions, Bagnaia Tak Bisa Santai walau Cuma Ekshibisi
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar