BOLASPORT.COM – Kisah kedigdayaan timnas Spanyol tidak terlepas dari permainan indah nan rapi bernama tiki-taka dan membawa La Roja menjadi kampiun Piala Dunia 2010.
Semua pencinta sepak bola tertuju pada salah satu ajang paling bergengsi antarnegara di dunia dengan tajuk Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.
Dihelat untuk kali pertama di Benua Afrika, timnas Spanyol keluar sebagai kampiun usai mengalahkan timnas Belanda di partai pemungkas.
Raihan trofi emas bagi Spanyol ini menjadi sejarah sebab merupakan gelar pertama La Roja pada Piala Dunia.
Gelar ini berhasil dipasangkan dengan trofi EURO 2008 usai pada laga final berhasil mengalahkan Jerman.
Namun, cerita manis itu tak hanya bagi publik Spanyol, melainkan juga bagi penikmat sepak bola di seluruh dunia.
Puluhan juta pasang mata penikmat sepak bola terbius ketika tiki-taka milik Spanyol menyuguhkan permainan indah nan menawan melalui umpan satu-dua sentuhan.
Datang sebagai salah satu unggulan juara, Spanyol berlaga dengan profil mentereng usai juarai EURO 2008.
Baca Juga: Baru Bergabung di Manchester United, Lisandro Martinez Langsung Ikrarkan 3 Janji
Namun, kali ini berbeda. Pergantian pelatih dari Luis Aragones ke Vicente del Bosque menjadi perjalanan baru La Roja dengan tanpa mengubah pondasi permainan dan justru menyempurnakan.
Tak banyak berubah dari skuad kemenangan Spanyol di EURO 2008 yang dibawa ke Afrika Selatan untuk jalani Piala Dunia 2010.
Tercatat hanya ada empat perubahan yakni David Villa, Gerard Pique, Xabi Alonso, dan Sergio Busquest.
Peran penting terletak di dua nama terakhir. Sergio Busquest yang memainkan peranan sebagai gelandang bertahan dan Xabi Alonso yang bermain sebagai gelandang serang.
Modal permainan ini seakan memupuk kepercayaan diri tingga sebab Spanyol berangkat nyaris tanpa celah, terlebih lagi mereka tergabung dalam grup yang berisikan timnas Chile, Swiss, dan Honduras.
Bagai petir menyambar, optimisme tersebut langsung patah ketika Spanyol harus takluk di laga perdana melawan Swiss dengan skor 0-1.
Mendominasi pertandingan dengan penguasaan bola mencapai 67 persen, Spanyol tak mampu mencetak sebiji gol pun dari 22 kali percobaan dengan 10 di antaranya mengarah ke gawang.
????????Throwback to the 2010 World Cup when Switzerland beat Spain 1-0 in their opening group game.
????????Spain then went on to win every other game and lift the trophy. pic.twitter.com/OjaS3DUmlD
— Coral (@Coral) June 3, 2018
Baca Juga: Lisandro Martinez Lanjutkan Warisan Paul Pogba, Nomor untuk Frenkie de Jong di Man United Masih Aman
Akan tetapi, justru kekalahan ini menjadi titik balik Del Bosque dalam menemukan racikan terbaik melalui tiki-taka dan melaju mulus hingga babak final.
Lawan-lawan kuat seperti timnas Portugal, Paraguay, dan Jerman di babak fase gugur berhasil disingkirkan.
Ujian datang kala Spanyol bersua Belanda di partai puncak. Permainan pragmatis nan keras milik De Oranje membuat La Roja buntu hingga laga dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.
Salah satu momen ikonik tercipta dalam laga ini ketika gelandang bertahan Belanda, Nigel de Jong, melakukan tendangan kung fu yang mengarah ke dada Xabi Alonso.
Beruntung bagi De Jong sebab perlakuannya tersebut tak membuatnya diusir dari lapangan dan hanya mendapatkan hukuman kartu kuning dari wasit Howard Webb.
12 years ago today, Nigel de Jong made a challenge on Xabi Alonso during the World Cup final.
Just a yellow ???? pic.twitter.com/LJeJFeEMSP
— B/R Football (@brfootball) July 11, 2022
Momen penentuan datang pada menit ke-116 kala Andres Iniesta mampu memecah kebuntuan dengan mencetak gol kemenangan bagi Spanyol.
Menerima umpan dari Cesc Fabregas, Iniesta yang lolos dari jebakan offside berhasil melepaskan tendangan kaki kanan keras yang berhasil merobek jala gawang Belanda yang dijaga Maarten Stekelenburg.
10 years ago today, Andres Iniesta’s goal secured Spain’s first World Cup. He’s the only player to be named Man of the Match in:
Euros final ????
World Cup final ????
Champions League final ????(via @FIFAWorldCup)pic.twitter.com/vKi0ouzUZd
— ESPN FC (@ESPNFC) July 11, 2020
Baca Juga: Liverpool Vs Man City di Community Shield, Pembuka Tirai Paling Sempurna buat Liga Inggris 2022-2023
Trofi emas Piala Dunia akhirnya menjadi salah satu hasil terbaik yang pernah dicapai oleh timnas Spanyol.
Generasi ini disebut juga sebagai generasi emas Spanyol. Tak berlebihan label tersebut disematkan, sebab setelahnya La Roja mampu kembali menunjukkan kedigdayaannya.
Spanyol berhasil mempertahankan gelar juara Eropa dengan menghancurkan timnas Italia empat gol tanpa balas di laga final untuk merengkuh titel juara EURO 2012.
Hat-trick gelar yang diraih Spanyol ini meliputi EURO 2008, Piala Dunia 2010, dan EURO 2012.
Hingga saat ini, skuad asuhan Vicente del Bosque masih menjadi yang terbaik dan belum bisa disamai prestasinya oleh timnas Spanyol saat ini.
Spain won Euro 2008 14 years ago today.
They followed it up by winning the 2010 World Cup and Euro 2012 ???????????? pic.twitter.com/uDhkKcuHLF
— B/R Football (@brfootball) June 29, 2022
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | 90min.com |
Komentar