BOLASPORT.COM - Manajer tim Repsol Honda, Alberto Puig, mengira bahwa motor balap RC213V bakal kompetitif pada MotoGP 2022 namun yang terjadi adalah sebaliknya.
Honda mengalami kesulitan sejak ditinggalkan Marc Marquez yang harus menjalani serangkaian proses pemulihan cedera.
Tak ayal, hilangnya Marquez membuat pengembangan motor RC213V tak berjalan sesuai harapan karena pasukan yang ada kerap kesulitan bertarung di depan.
Hasilnya pun terbukti, selain Marquez belum ada pembalap Honda yang bisa merebut kemenangan setidaknya dalam dua tahun terakhir.
Tim pabrikan asal Jepang itu berusaha meningkatkan kinerjanya melalui Pol Espargaro dan Stefan Bradl yang kini menjadi tumpuan.
Baca Juga: Sama-sama Didikan Valentino Rossi, Bezzecchi Jagokan Bagnaia Juara MotoGP
Upaya kedua pembalap itu lagi-lagi tak sesuai harapan Honda karena sulit konsisten bertarung di depan.
Pada MotoGP 2022, Espargaro hanya mencetak satu podium saja dan rata-rata finis di luar sepuluh besar.
Adapun Bradl yang menjadi pengganti Marquez di tengah musim belum bisa menjadi andalan.
Puig menyayangkan kondisi yang terjadi dan melihat pengembangan motor Honda ternyata juga tak sesuai harapan.
Dia menyadari motor Honda tak kompetitif terutama sejak seri kedua yang berlangsung di Indonesia.
"Kami kira motor tahun ini sangat kompetitif, tetapi pada akhirnya kami salah mengira," kata Puig kepada AS dikutip BolaSport.com dari Motosprint.com.
"Sejak Grand Prix Indonesia segalanya berubah dari kurang baik menjadi jauh lebih buruk."
"Dan semua ini mungkin merupakan konsekuensi dari kami yang tidak menemukan apa yang telah kami rencanakan."
"Yang paling penting adalah meningkatkan motor kami dan kembali ke level normal yang biasa kami lakukan di balapan oleh Honda”
Baca Juga: Cara Valentino Rossi Isi Kegiatan Pasca-MotoGP: Balapan 24 Jam di Trek Berbahaya, Nekat Saja Kurang
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Motosprint.com |
Komentar