BOLASPORT.COM - Viktor Axelsen saat ini menjelma menjadi pemain tunggal putra ranking satu dunia, namun tak banyak yang tahu perjuangannya selama ini.
Axelsen merupakan pemain bulu tangkis yang lahir pada 4 Januari 1994 atau saat ini berusia 28 tahun.
Memulai karir profesionalnya sejak tahun 2006 memang sudah banyak gelar di koleksi oleh Axelsen.
Pada tahun 2010 saat usianya masih 16 tahun sudah berhasil meraih medali emas di Kejuaraan Dunia Junior yang diadakan oleh BWF.
Karir Axelsen terus mengalami perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahunnya.
Untuk saat ini Axelsen menjadi salah satu pemain di sektor tunggal putra yang cukup ditakuti oleh lawan-lawannya.
Pasalnya dalam dua kali edisi Olimpiade, Axelsen berhasil meraih medali. Pada Olimpiade Rio de Janeiro tahun 2016, Axelsen berhasil meraih medali perunggu.
Sedangkan pada Olimpiade Tokyo 2020 Axelsen menjadi raja setelah berhasil menggondol medali emas.
Performa Axelsen tahun ini semakin menjadi-jadi, tak banyak pemain yang mampu menaklukkannya.
Baca Juga: Reaksi Rexy Mainaky Saat Ganda Putri Selamatkan Wajah Malaysia pada Commonwealth Games 2022
Termasuk pemain-pemain Indonesia yang selalu keok ketika bertemu dengan Axelsen di beberapa turnamen terakhir.
Misalnya Anthony Sinisuka Ginting dari 13 kali pertemuan sudah sembilan kali menelan kekalahan dari Axelsen.
Tak jauh berbeda dengan Tommy Sugiarto yang sudah bertemu Axelsen sebanyak tujuh kali sudah menelan kekalahan sebanyak lima kali.
Selain itu capaian Axelsen di BWF World Tour terutama tur Asia Tenggara belum lama ini juga sangat mengesankan.
Axelsen mampu membuat hattrick kemenangan yaitu di Indonesia Masters 2022, Indonesia Open 2022, dan Malaysia Open 2022.
Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa dulunya banyak pihak yang meremehkan Axelsen sebagai pemain tunggal.
Axelsen dinilai memiliki postur tubuh yang terlalu tinggi dan dinilai justru akan menghambat permainannya.
Baca Juga: Ini Jadwal Undian Kejuaraan Dunia 2022, Disiarkan di Saluran BWF
"Orang-orang biasa memberitahu saya bahwa saya terlalu tinggi untuk bermain tunggal putra," tulis Axelsen di media sosial Twitter pribadinya.
Meski sempat diragukan akan bersinar, namun hal tersebut justru memacu semangat Axelsen untuk terus berlatih.
Selain itu Axelsen juga berusaha untuk terus memperbaiki kekurangan yang dimilikinya.
"Namun saya segera belajar bahwa berfokus pada hal-hal dalam kendali kita," kata Axelsen.
"Dan saya mengerjakan kelemahan kita sementara tidak melupakan kekuatan kita akan membawa kita jauh."
Kini Axelsen bisa dibilang sedang berada dalam puncak karirnya serta menikmati perjuangan yang telah dia lakukan selama ini.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2022 - Doa Ganda Putri Jepang Saat Apriyani/Fadia Absen
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : |
Komentar