BOLASPORT.COM - Kembalinya Kejuaraan Dunia Junior digelar setelah istirahat dua tahun menempatkan sorotan kembali pada bintang generasi berikutnya. Pada 2020 dan 2021 kejuaraan dunia junior tidak digelar karena pandemi Covid-19.
Sejak pertama kali diselenggarakan, kejuaraan dunia junior telah menjadi barometer bakat yang dapat diandalkan. Sun Jun yang merupakan juara dunia junior tunggal putra pada tahun pertama (1992) memenangkan Kejuaraan Dunia tujuh tahun kemudian.
Juara dunia pada sektor ganda putra pada 1992, Gu Jun juga selanjutnya menjadi legenda senior.
Baca Juga: Hasil Undian Kejuaraan Dunia Junior 2022 - Indonesia Satu Grup dengan Malaysia
Meskipun tidak setiap bintang junior berhasil mencapai level elite, dalam beberapa tahun terakhir, transisinya jauh lebih konsisten.
Juara dunia junior tiga kali Kunlavut Vitidsarn, misalnya, hampir tidak membutuhkan waktu untuk transisi, dengan tunggal putra peringkat ke-17 dunia itu sudah memiliki prestasi di tingkat elite.
"Kejuaraan ini sangat penting bagi saya karena ini adalah turnamen terbesar untuk pemain muda yang merupakan tangga untuk peningkatan diri lebih lanjut," kata Vitidsarn dilansir BolaSport.com dari BWFBadminton.
Vitidsarn menjadi juara dunia junior dalam tiga edisi beruntun yakni pada 2017, 2018, dan 2019, menyamai rekor rekan senegaranya, Ratchanok Intanon.
Rekor ini benar-benar membantu sampai batas tertentu walaupun persaingan di level senior dan junior berbeda dalam banyak aspek seperti kekuatan dan pengendalian diri.
Para pebulu tangkis top dunia saat ini hampir semuanya adalah bintang junior yang berprestasi yakni Viktor Axelsen, Kento Momota, Akane Yamaguchi, Chen Yu Fei, Ratchanok Intanon, Chen Qing Chen, Jia Yi Fan, Zheng Si Wei dan Dechapol Puavaranukroh.
Fungsi vital dari kejuaraan dunia junior ini adalah untuk mempercepat perkembangan bulu tangkis, terutama di negara-negara yang tidak memiliki tradisi bulu tangkis.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BWFBadminton.com |
Komentar