BOLASPORT.COM - Yamaha menjadi kuda hitam pada MotoGP Austria. Fabio Quartararo dkk. memakai akal untuk mengatasi situasi yang tidak menguntungkan bagi mereka.
Karakter Red Bull Ring yang mengutamakan kecepatan dan akselerasi bertolak belakang dengan kekuatan Yamaha dalam kecepatan mereka di tikungan alias corner speed.
Alhasil bisa dimaklumi apabila pabrikan garpu tala belum berhasil menaklukkan MotoGP Austria dan balapan lain di Red Bull Ring sejak sirkuit itu kembali pada 2016.
Pencapaian terbaik Yamaha sejauh ini adalah posisi tiga dengan gap 3,389 detik dari pemenang lomba melalui Jorge Lorenzo pada MotoGP 2016.
Situasi ini memberi tekanan bagi Fabio Quartararo, ujung tombak tim Monster Energy Yamaha dalam perburuan gelar, untuk mencetak hasil maksimal.
Mencetak hasil penting pada balapan di mana rivalnya lebih diunggulkan bakal menjadi reaksi yang ditunggu dari kubu Quartararo dan Yamaha.
Quartararo hampir kehilangan 50 poin hanya dalam dua balapan terakhir dari rivalnya, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo), yang mengemas poin maksimal.
Hasil minor seperti saat El Diablo "hanya" finis kedelapan pada MotoGP Inggris atau gagal finis pada MotoGP Belanda tak bisa lagi ditolerir.
Direktur Tim Monster Energy Yamaha, Massimo Meregalli, menjamin blunder dalam pemilihan ban seperti pada balapan di Inggris kemarin tidak akan terjadi lagi.
Baca Juga: MotoGP Austria 2022 - Miliki Pengalaman, Stefan Bradl Yakin Performanya Lebih Baik
"Kami tidak memiliki hasil yang kami harapkan saat balapan di Silverstone dan kami belajar dari kesalahan kemarin," kata Meregalli dalam laman resmi tim.
"Tim kami sekarang fokus 100 persen dengan tugas yang akan dihadapi karena Spielberg adalah sirkuit yang sulit bagi kami."
"Personel tim kami selalu menikmati balapan di Spielberg karena sirkuitnya, lokasinya, dan atmosfernya selalu luar biasa."
"Akan tetapi kami sadar bahwa sirkuit ini, secara teori, tidak menonjolkan keunggulan kami."
"Jadi kami harus berlomba dengan cerdik pada akhir pekan ini dan berusaha untuk mendapat hasil sebaik mungkin."
Menggunakan akal menjadi kartu yang dimainkan Quartararo untuk membuat kejutan pada MotoGP Austria.
Quartararo setidaknya punya modal dalam ritme setelah hampir merebut pole position pada MotoGP Austria tahun lalu.
Menemukan keseimbangan di chicane, atau tikungan zig-zag, baru di antara tikungan 1 dan 3 menjadi salah satu kunci bagi kesuksesan Quartararo.
Quartararo pernah bercanda tikungan apapun yang ditempatkan di tengah lintasan lurus panjang akan menjadi keuntungan baginya.
Baca Juga: MotoGP Austria 2022 - Doa Pembalap Honda yang Sedang Jadi Pesakitan di Lintasan
Akan tetapi untuk kasus Red Bull Ring, ada dampak negatif juga yang dilihat oleh si pembalap asal Prancis.
"Modifikasinya tidak membantu saya," kata Quartararo, seperti dilansir BolaSport.com dari Motorsport.
"Itu karena tikungan 3 adalah titik di mana saya bisa melakukan pengereman dengan sangat terlambat."
"Sekarang tikungan 3, yang akan menjadi tikungan 4, akan menjadi titik di mana kami akan tiba dengan kecepatan lebib pelan."
"Jadi saya tidak bisa berakselerasi sebaik sebelumnya."
Quartararo menutup kerugian Yamaha dalam aspek top speed melalui pengereman yang akan membantunya keluar dari tikungan dengan lebih cepat.
Akselerasi penting di tikungan 3 karena diikuti lintasan yang hampir lurus dengan panjang sekitar 700 meter menuju tikungan 4.
Terlepas dari tantangan besar yang akan dihadapi, podium yang dicetaknya di Red Bull Ring pada 2019 dan 2021 membuat Quartararo percaya diri.
"Kita tahu Spielberg bukan sirkuit terkuat kami, tetapi saya finis ketiga di sini pada 2019 dan 2021," ucap Quartararo.
"Jika kami tetapi menjaga sikap yang tepat dan berusaha keras, kami bisa mendapatkan hasil bagus di sini."
MotoGP Austria akan berlangsung pada akhir pekan ini, 19-21 Agustus 2022.
Baca Juga: 2 Tahun Lagi, Pembalap MotoGP Bakal Lomba Pakai Ban dari Kulit Jeruk
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Yamahamotogp.com, Motorsport.com |
Komentar