Dengan ini Quartararo sudah gagal merebut baris terdepan dalam 8 seri dari 13 seri yang sudah berjalan. Persentasenya terburuk dibandingkan musim-musim sebelumnya.
Bukan berarti tidak ada sisi positif dari performa sang juara bertahan.
Melihat fakta bahwa Quartararo adalah satu-satunya pembalap yang tidak menunggangi motor Ducati Desmosedici di posisi enam besar, pujian tetap mengalir baginya.
"Yamaha tidak berada di level Ducati saat ini tetapi dia (Quartararo) begitu dekat dengan mereka," sanjung pembalap Aprilia, Aleix Espargaro, dikutip dari Crash.net.
"Saya yakin kalau dia memiliki motor terbaik, dia bakal menjadi juara dengan selisih yang besar," sambung rival terdekat Quartararo di papan klasemen itu.
Ducati dan delapan pembalap mereka menjadi musuh terbesar yang dihadapi Quartararo dalam kualifikasi musim ini.
Pabrikan Borgo Panigale 10 kali merebut pole position, selalu menempatkan pembalapnya di baris terdepan dalam 13 seri, dan dua kali menguasai lima posisi start terdepan.
Adapun bagi Quartararo, penurunannya dalam kualifikasi lebih disebabkan oleh tunggangannya sendiri yaitu YZR-M1.
"Saat kualifikasi, di setiap tikungan, saya tidak tahu apakah saya bisa melewatinya atau keluar lintasan, jadi itu bagian tersusah," ujar Quartararo.
Baca Juga: Sprint Race Resmi Digunakan pada MotoGP 2023, Begini Rincian Aturannya
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | MotoGP.com, Crash.net |
Komentar