BOLASPORT.COM - FIFA dan Qatar kembali mendapat desakan untuk membereskan isu pekerja migran jelang pelaksanaan Piala Dunia 2022.
Piala Dunia 2022 akan bergulir pada 20 November hingga 18 Desember 2022 nanti.
Akan tetapi, isu kesejahteraan pekerja migran yang membangun fasilitas untuk mendukung turnamen tersebut masih jauh dari kata tuntas.
Human Rights Watch pun menyurati presiden FIFA, Gianni Infantino, demi mendesak organisasi induk sepak bola dunia itu dan Qatar turun tangan mengatasi isu yang sudah berlangsung selama beberapa waktu itu.
Dalam suratnya, Human Rights Watch mengingatkan bahwa FIFA dan Qatar belum menuntaskan tanggung jawab mereka.
Human Rights Watch memaparkan bahwa hampir 12 tahun terakhir di Qatar sarat dengan praktek pemerasan terhadap para pekerja dengan iming-iming mereka bisa diterima bekerja jika membayar sejumlah uang.
Selain itu terdapat ribuan kasus pencurian gaji karyawan yang juga tidak kalah merisaukan.
Masalah kesejahteraan pekerja juga menjadi salah satu poin vital yang dipermasalahkan oleh Human Rights Watch.
Mereka mengklaim kalau sebelum 2020, para pekerja migran tidak bisa pindah kerja atau pulang ke negara asal tanpa seizin atasan mereka.
Para pekerja ini juga terekspos isu-isu seperti jam kerja berlebihan, pemaksaan untuk bekerja, dan tindakan-tindakan menyimpang lain, serta tidak mendapatkan dispensasi dari perlakuan yang mereka terima.
Human Rights Watch tidak berhenti di situ.
Mereka menyebut pemerintah Qatar tidak serius menangani kasus kematian ribuan pekerja migran di negara tersebut sejak 2010.
Padahal, kasus-kasus itu kemungkinan besar erat kaitannya dengan kondisi saat bekerja, seperti keharusan bekerja di cuaca panas ekstrim tanpa perlindungan memadai dan tanpa adanya protokol kesehatan yang efektif.
Human Rights Watch mengingatkan bahwa Qatar punya kewajiban di bawah hukum Hak Asasi Manusia untuk mencegah pelanggaran HAM dan memastikan tindakan rehabilitasi terhadap kasus di negara mereka.
Baca Juga: Hasil Liga Inggris - Cetak Dua Gol dan Gagal Penalti, Harry Kane Bawa Spurs Kembali Menang
Di sisi lain, FIFA juga punya tanggung jawab serupa yang diikat dalam Panduan Dasar PBB tentang Bisnis dan HAM.
“Hingga hari ini baik FIFA dan Qatar belum memenuhi tanggung jawab dan kewajiban dalam isu pekerja migran,” kata perwakilan Human Rights Watch dalam surat terbuka ke Gianni Infantino.
“Tanggung jawab FIFA bukan cuma pekerja dalam proyek pembangunan stadion dan area latihan, tetapi ratusan ribu pekerja yang membangun dan melayani proyek serta infrastruktur yang diperlukan, termasuk transportasi, akomodasi, serta penyediaan keamanan dan kebersihan.”
Human Rights Watch meminta FIFA dan Qatar bekerja sama dengan persatuan dagang, agensi PBB International Labor Organisation (ILO), serta masyarakat untuk merehabilitasi kasus-kasus pelanggaran HAM yang sudah terjadi.
Terakhir, Human Rights Watch mengingatkan FIFA dan Qatar perlu mengganti kerugian para korban dari sisi materi.
FIFA diminta memberikan 440 juta dolar AS untuk diinvestasikan ke alokasi dana yang mendukung proses penyembuhan korban.
Nilai 440 juta dolar ini setara dengan jumlah uang hadiah bagi tim peraih juara dunia di Piala Dunia 2022 mendatang.
“Jumlah ini bisa dikatakan tidak sebanding jika dikomparasi dengan kekerasan yang dialami para korban, serta urgensi adanya program yang mencegah kejadian serupa terulang lagi.”
“Jumlah final yang dibutuhkan untuk penyembuhan ini akan ditentukan dari kebutuhan, kerusakan yang dialami, serta metode perbaikan yang akan digunakan, setelah melewati proses evaluasi independen,” kata pihak Human Rights Watch lagi.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | hrw.org |
Komentar