BOLASPORT.COM - Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso tanggapi isu pemecatan pelatih yang marak di Liga 1 2022-2023.
Kompetisi Liga 1 2022-2023 boleh saja baru berjalan tujuh dari 34 pekan.
Namun kompetisi kasta tertinggi di sepak bola Indonesia itu sudah memakan banyak pelatih karena gagal mengangkat ekspektasi tim yang diasuhnya.
Tercatat, sudah ada lima pelatih yang kehilangan pekerjaannya sebagai pelatih klub-klub Liga 1 2022-2023.
Mereka adalah Robert Rene Alberts, Javier Roca, Jacksen F Tiago, Sergio Alexandre, Dejan Antonic.
Dalam konferensi pers jelang laga Persebaya Surabaya lawan Bali United di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada Kamis (1/9/2022) Aji Santoso menanggapi isu pemecatan pelatih tersebut.
Menurutnya, secara jujur, Liga Indonesia jadi kompetisi paling kejam jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
"Melalui berita-berita, kompetisi-kompetisi yang saya tonton selain Indonesia, Memang jika melihat secara jujur, kompetisi (Liga) Indonesia paling kejam," ujar Aji Santoso.
Namun, isu tersebut dimata Aji Santoso harusnya jadi pelecut bagi setiap pelatih untuk meningkatkan prestasi.
Dirinya mencontohkan kasus Claudio Ranieri bersama Leicester City yang sempat juara Liga Primer Inggris musim 2015-2016.
Baca Juga: Update Kabar Terbaru Luis Milla di Persib Bandung, Sudah Pimpin Latihan?
Lalu dirinya harus dipecat oleh Leicester City yang gagal mengangkat prestasi klub pada musim berikutnya.
Hal itu juga berlaku di dunia profesional lainnya, tak hanya di dunia pelatih.
"Tetapi begini menurut saya, itu bagi saya jadi satu kewajaran ya, karena pelatih dituntut untuk berprestasi,"
"Masih inget ketika pelatih Leicester City, Claudio Ranieri itu juara Liga Inggris, tapi usai tidak berprestasi musim berikutnya dia dipecat, menurut saya itu adalah tantangan untuk seorang pelatih."
"Tak hanya pelatih, namun di kehidupan profesional juga seperti itu."
Baca Juga: RANS Nusantara FC Sudah Kebobolan 17 Gol, Rahmad Darmawan Rindukan 2 Rekrutan Baru
Dirinya beranggapan bahwa keputusan pemecatan seorang pelatih berasal dari manajemen klub.
Dan manajemen tentu punya pertimbangan yang matang sebelum memutuskan hal tersebut.
Mengingat lingkungan sepak bola Indonesia yang kejam, Aji Santoso sudah siap jika menerima hal serupa.
"Bagaimana manajemen harus mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang matang, bukan karena desakan siapapun, ini yang selama ini terjadi," ujar Aji Santoso.
"Kalau menurut saya, pelatih dipecat kan karena keputusan manajemen, bukan yang lain. jadi manajemen harus mempertimbangkan banyak hal untuk memecat seorang pelatih, kalau sudah parah itu jadi keputusan manajemen."
Baca Juga: Salip Sandy Walsh dkk, Malaysia Rampungkan Naturalisasi Pemain Inggris untuk Piala AFF 2022
"Tapi yang jelas, saya siap dengan isu seperti itu," lanjut Aji Santoso.
Aji Santoso pun punya keresahan sendiri soal penunjukan pelatih tim-tim di Liga 1.
Di lingkungan sepak bola Indonesia yang kejam, seorang pelatih sebaiknya harus datang dengan dukungan sepenuhnya dari manajemen, mulai dari pemilihan pemain hingga urusan teknis.
Pelatih juga diharamkan dari intervensi dari pihak manajemen, agar kinerja tim bisa maksimal.
"Kan sepak bola Indonesia kejam makanya pemilihan pemain hingga urusan teknis diserahkan kepada pelatih untuk mampu baru bertanggungjawab."
"Bukan datang, nyak nyik nyuk, perekrutan pemain bukan dari pelatih, nyusunnya baru dari pelatih, itu namanya bunuh diri."
"Dari saya masuk (Persebaya) pada 2019, tidak pernah satu kali pun presiden mengintervensi saya. Benar-benar tim ini diserahkan pada saya, memang seharusnya seperti itu," tutupnya.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar