Di mata Martial, sikap Solskjaer itu tidak ubahnya seperti sosok pengkhianat.
“Saya cedera dalam waktu lama, lalu saat kembali saya tidak mendapat waktu bermain. Tentu saya sangat kecewa dan merasa tidak adil," kata pemain asal Prancis itu.
“Pelatih meminta saya berkorban untuk tim, tetapi mengabaikan saya. Rasanya nyaris seperti pengkhianatan. Saya benci sikap demikian.”
“Silakan menyalahkan saya, tetapi jangan bilang saya palsu,” tutur Martial lagi.
Sebaliknya, Anthony Martial menilai Louis van Gaal, pelatihnya dari 2014 hingga 2016, sebagai pelatih yang menyenangkan untuk diajak bekerja sama.
“Saya punya hubungan baik dengan Louis van Gaal pada musim pertama. Saya senang belajar, dan ketika dia meluangkan waktu untuk saya menonton video pertandingan, saya senang sekali,” tutur dia.
Baca Juga: Anthony Martial: Jose Mourinho Tidak Pernah Menghormati Saya
“Satu kali saya mencetak dua gol dan Van Gaal menyuruh saya menonton ulang videonya untuk menyemangati saya. Dia ingin saya belajar soal cara lari dan bergerak di lapangan.”
“Saya katakan kalau saya mengerti dan dia juga menyukai karakter saya,” ucap Martial.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Metro.co.uk |
Komentar