BOLASPORT.COM - Penyerang timnas Indonesia, Witan Sulaeman, membeberkan masalah pemain Indonesia tidak banyak pemain hebat.
Seperti diketahui, Witan Sulaeman merupakan salah satu pemain top di Indonesia.
Dengan usia yang baru 20 tahun tapi kemampuannya menjadi andalan timnas Indonesia.
Baca Juga: Alasan Tidak Ada Mantan Pesepakbola Indonesia Ikut Ambil Bagian di PB INA Fun Tournament
Karier Witan tentu tidak didapatkan dengan mudah.
Sempat membela tim Liga 2, tapi keputusannya untuk berkarier di luar negeri mampu membuat pemain kelahiran Palu ini berkembang.
Klub luar negeri pertama yang dipilih Witan adalah FK Radnik Surdulica.
Selanjutnya, dia berpindah dari Lechia Gdansk, Fk Senica, dan saat ini membela tim Liga Slovakia AS Trencin.
Baca Juga: Hanno Behrens Bandingkan Suporter di Indonesia dan Liga Jerman
Dalam sebuah wawancara dengan media Slovakia Tvnoviny.sk, Witan Sulaeman mengakui jika pemain-pemain di Indonesia banyak yang memiliki potensi.
Bahkan mereka bisa membuktikan di lapangan saat dipercaya oleh pelatih.
Namun, tidak banyak pemain yang memutuskan untuk berkarier di luar negeri.
Menurutnya, hal ini harus dipikirkan pemain-pemain tersebut agar semakin berkembang.
"Para pemain yang bermain untuk tim nasional, dan terutama yang mencetak gol, sangat cerdas."
"Saya tidak ragu bahwa jika mereka mengejar lebih awal."
"Mereka akan memiliki peluang besar untuk menerobos di luar Indonesia atau Asia," kata Witan Sulaeman.
Baca Juga: Sempat Malang Melintang di Jerman, Ini Kata Hanno Behrens Terkait Bayaran di Persija
Beberapa pemain-pemain yang memutuskan abroad sudah diakui kemampuannya.
Misalnya, Egy Maulana Vikri (FC Vion), Saddil Ramdani (Sabah FC), Asnawi Mangkualam (Ansan Greeners), dan Pratama Arhan (Tokyo Verdy).
Mereka menjadi pilihan utama saat dibutuhkan oleh timnas Indonesia.
Baca Juga: Di Depan Jurnalis Jerman, Hanno Behrens Pamerkan Kemegahan JIS
Witan menambahkan jika mereka harusnya menyadari jika bakat yang ada harus bisa dimaksimalkan.
Sehingga, menempa diri di luar negeri bisa menjadi solusi karena pemain akan berjuang lebih keras untuk mendapatkan tempat di tim.
Hal ini membuat mereka menjadi terbiasa dengan iklim kompetitif dan bisa membuktikan diri.
"Masalahnya adalah mereka tidak tahu bagaimana 'mengelola' hal-hal dengan benar."
"Mereka tidak beruntung dengan orang yang salah."
"Itu adalah alasan terbesar," ujarnya.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | TVNoviny.sk |
Komentar