BOLASPORT.COM - Skuad Indonesia berhasil bersinar pada ajang Kejuaraan Badminton Tunarungu Asia Pasifik edisi keenam dengan menggondol dua medali emas.
Kejuaraan Badminton Tuna Rungu edisi keenam diselenggarakan di Pattaya Chonburi Thailand pada 14-21 September.
Kejuaraan bulu tangkis ini diselenggarakan khusus untuk para penyandang disabilitas tunarungu di kawasan Asia Pasifik.
Kejuaraan yang aktif digelar sejak tahun 1996 tersebut tahun ini diikuti oleh tujuh negara partisipan.
Tujuh negara tersebut adalah India, Indonesia, Jepang, Hongkong, Korea Selatan, dan Malaysia.
Indonesia sendiri menurunkan sepuluh atlet terbaiknya untuk mendapatkan gelar dalam Kejuaraan Badminton Tuna Rungu Asia pasifik.
Dua medali emas dari Kejuaraan Badminton Tunarungu Asia Pasifik diborong oleh Ilyas Rachman Ryandhan.
Medali pertama didapatkan oleh Ilyas dari nomor tunggal putra setelah di partai final mengalahkan kompatriotnya sendiri Edi Susanto.
Belum puas menggondol medali emas dari nomor tunggal putra, Ilyas kembali meraih medali emas dari sektor ganda putra.
Baca Juga: Gelar 4 Turnamen Internasional dalam 2 Bulan, PBSI Dapat Sponsor Baru
Berpasangan dengan Edi Susanto, Ilyas mampu mengalahkan wakil tuan rumah Thailand dengan skor akhir 21-19, 22-20.
Usai meraih dua medali emas, Ilyas mengakui bahwa usahanya tidaklah mudah.
Apalagi secara persiapan Ilyas mengaku sangat singkat untuk menghadapi kejuaraan kali ini, meski dengan berbagai keterbatasan Ilyas tetap semangat menjalani setiap balapan.
"Perjuangan fase grup cukup berat tapi kami mencoba melewatinya dengan penuh semangat," ucap Ilyas dikutip Bolasport.com dari ANTARA News, Kamis (22/9/2022).
"Sebenarnya persiapan (ke kejuaraan) sangat mendadak dan saya juga hanya latihan mandiri bersama Ilyas di klub Garuda."
Keberangkatan para atlet tunarungu untuk mengikuti Kejuaraan Badminton Tunarungu Asia Pasifik difasilitasi oleh Perhimpunan Olahraga Tunarungu Indonesia (PORTURIN).
Sebagai informasi Porturin sendiri adalah induk organisasi yang mengurusi olahraga khusus atlet tunarungu.
Porturin tidak bisa dianggap remeh karena merupakan anggota resmi dari International Committee of Sports for the Deaf (ICSD), yang berada di bawah naungan Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Meski penyandang disabilitas namun atlet tunarungu tidak tergabung dalam Komite Paralimpik Internasional (IPC). Mereka memiliki program dan kalender kejuaraan sendiri.
Baca Juga: Indonesia International Series 2022 - Awal Positif Eksperimen PBSI pada Ganda Campuran
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | ANTARA News |
Komentar