BOLASPORT.COM - Tiga gelar direbut atlet Tanah Air pada Indonesia International Challenge 2022. Menariknya, mereka sama-sama merasakan kesukesan pertama.
Final Indonesia International Challenge 2022 berlangsung dengan meriah bagi tuan rumah di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu (2/10/2022).
Trofi datang dari sektor tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran.
Dari tunggal putri, pemain muda, Ester Nurumi Dwi Wardoyo, menjadi sensasi karena menyingkirkan seniornya sekaligus unggulan pertama, Komang Ayu Cahya Dewi.
Pertandingan berjalan cukup alot ketika kedua pemain pelatnas PBSI itu berjibaku selama satu jam lebih.
Komang lebih dahulu menciptakan peluangnya ketika berhasil merebut gim pertama.
Namun, Ester tak mau kalah. Adik pemain tunggal putra, Chico Aura Dwi Wardoyo, itu mengambil alih dua gim berikutnya dan termasuk mendominasi gim penentuan.
"Saya mencoba bermain maksimal, nekat, dan gak mau kalah karena lawan pasti juga gak mau kalah," kata Ester masih dengan ekspresi semringah.
"Dia bermain maksimal. Dia tadi juga bermain bagus dan mengontrol pertandingan jadi sama-sama gak mau kalah aja."
"Mungkin ada faktor itu (tekanan lebih kecil karena pemain pratama). Dia lebih senior jadi dia mungkin tekanannya lebih banyak."
Baca Juga: Hasil Final Vietnam Open 2022 - Ana/Tiwi Kalah di Tangan Unggulan Pertama
Bagi Ester, yang baru saja berulang tahun ke-17, ini merupakan gelar pertamanya di turnamen level senior.
Ester sendiri sudah mencuri perhatian sejak dipercaya memperkuat Tim Uber Indonesia pada Oktober tahun lalu.
Akan tetapi perlu waktu bagi pemain kelahiran Jayapura untuk bisa unjuk gigi. Ini merupakan gelar pertamanya di turnamen level senior.
Puas? Ester bilang tidak. Baginya ini baru permulaan.
Misi terdekat Ester, prestasi lain dari Kejuaraan Dunia Junior 2022 pada 17-22 Oktober (beregu) dan 24-30 Oktober (individu) di Santander, Spanyol.
"Artinya ini baru awal kan. Ke depan mungkin bisa lebih baik, lagi berprestasi lagi. Turnamen ini jadi pengalaman buat saya," katanya.
Pengalaman serupa dialami juara ganda putri, Anggia Shitta Awanda/Putri Larasati, dan juara ganda campuran, Akbar Bintang Cahyono/Marsheilla Gischa Islami.
Anggia/Laras dan Akbar/Gischa juga mengalami kesuksesan pertama mereka sebagai tandem pada Indonesia International Challenge.
Anggia baru mengikuti dua turnamen bersama Larasati sebelumnya.
Baca Juga: Indonesia International Challenge 2022 - Kenekatan Ester Antar Raih Gelar Perdana
Pemain yang pernah menembus ranking top 20 dunia bersama Della Destiara Haris itu pun tidak menyangka bisa melaju hingga naik ke podium tertinggi.
"Sebenarnya gak kepikiran bisa masuk final, yang penting step by step karena saya dan Laras juga baru banget parteran," kata Anggia.
"Jadi kami coba aja dulu. Untuk jadi juara kami gak menyangka makanya senang banget bisa bawa dia juga jadi juara."
Ketenangan Anggia dalam menghadapi ekspektasi cukup berhasil menenangkan Laras yang sempat gugup.
Momentum mereka sempat terputus ketika hujan yang deras di luar arena menyebabkan kebocoran di dalam lapangan.
Laras terlihat lebih sibuk daripada Anggia. Dia tetap mondar-mandir di pinggir lapangan.
Punya harapan untuk memberikan kado bagi ibunya yang berulang tahun, pemain berusia 21 tahun itu tak ingin telat panas saat pertandingan dilanjutkan.
Tantangan lain dihadapi Anggia/Laras ketika lawan hampir memaksakan rubber. Untungnya, mereka mampu mengatasinya. Dukungan dari suporter makin menambah energi.
Baca Juga: 3 Poin Penting dari Konferensi Pers PBSI perihal Kevin Sanjaya dan Herry IP
"Pesan saya buat dia cuma tetep fokus karena dia masih junior, nafsunya masih gede," ujar Anggia.
"Keinginannya untuk menang masih terlalu banyak jadi kurang terkontrol. Saya bilang agar tetap sabar dan fokus."
Adapun bagi Akbar/Gischa, gelar Indonesia International Challenge 2022 membuka jalan bagi mereka untuk menembus level kompetisi yang lebih tinggi.
Baru dipasangkan pada tahun ini setelah sama-sama terdegradasi dari pelatnas, pasangan yang bernaung di PB Djarum itu akhirnya merengkuh gelar pertama.
"Senang sih, targetnya bisa ngumpulin poin biar bisa ikut turnamen yang lebih gede lagi," ungkap Gischa.
"Soalnya peraturan PBSI yang baru, pendaftaran turnamen harus sesuai ranking. Kami belum memenuhi persyaratan. Jadi kami harus mulai dari nol lagi."
Akbar/Gischa menempati peringkat 107 dunia pada pekan ini.
Mereka menuturkan bahwa batas untuk mengikuti turnamen BWF Tour, Super 100 ke atas, adalah menembus peringkat 100 besar dunia.
Akbar/Gischa mengincar penampilan pada Indonesia Masters Super 100 di Malang pada 18-21 Oktober mendatang.
Baca Juga: Konflik Kevin dan Herry IP Teratasi, PBSI Langsung Fokus Ke Olimpiade
Anak didik Vita Marissa itu berharap gelar dari Indonesia International Challenge 2022 bisa mendongkrak peluang mereka untuk terlibat di sana.
"Harapannya bisa bermain lebih enjoy dan bisa mempersembahkan gelar yang lebih tinggi," harap Gischa.
FINAL INDONESIA INTERNATIONAL CHALLENGE 2022
[MS] Lin Kuan-Ting (Taiwan) vs Keita Makino (Jepang) 14-21, 21-14, 21-14
[WS] Ester Nurumi Tri Wardoyo (Indonesia) vs Komang Ayu Cahya Dewi (1/Indonesia) 15-21, 21-14, 21-15
[MD] Takumi Nomura/Yuichi Shimogami (Jepang) vs Berry Angriawan/Rian Agung Saputro (Indonesia) 21-16, 21-15
[WD] Anggia Shitta Awanda/Putri Larasati (Indonesia) vs Sung Yu-Hsuan/Wang Szu-Min (Taiwan) 21-19, 22-20
[XD] Akbar Bintang Cahyono/Marsheilla Gischa Islami (1/Indonesia) vs Adnan Maulana/Indah Cahya Sari Jamil (Indonesia) 21-17, 14-21, 21-16.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar