BOLASPORT.COM - Pasangan ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, melejit ke peringkat ke-26 dunia saat ini meski baru dipasangkan sejak SEA Games 2021, Vietnam dan langsung meraih medali emas.
Meski begitu, pelatih ganda putra nasional Indonesia, Eng Hian, meminta Siti Fadia Silva Ramadhanti tidak bergantung kepada Apriyani Rahayu.
Sebelum berpasangan dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti, Apriyani telah menuai banyak prestasi bersama tandem sebelumnya, Greysia Polii, termasuk meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020.
"Kami harapkan progress Apriyani/Fadia meningkat terus. Saat mereka muncul di turnamen awal pada tur Asia Tenggara sudah pasti mereka akan dipelajari. Itulah seninya. Jadi, hasil di Jepang (Japan Open) bukan jelek, tetapi kekalahannya dengan nomor satu dunia," kata Eng Hian ditemui BolaSport.com di pelatnas Cipayung, Jakarta.
Pada turnamen terakhir, Japan Open 2022, Apriyani/Fadia kalah pada perempat final dari Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China), 26-24, 16-21, 14-21.
"Mereka menang-kalah dengan skor selalu ketat. Tetapi, apa yang harus dipersiapkan lagi. Apakah kekuatan, daya tahan supaya siap menghadapi pasangan top level. Tetapi, soal menang kalah tinggal lihat di lapangan," ucap Eng Hian.
"Menghadapi pasangan top level, pasangan kita menang tidak gampang. Lawan juga untuk mengalahkan tidak gampang. Kami lihat kondisi di lapangan. Kami tidak bisa mengharapkan."
"Kalau kami memikirkan apa yang diharapkan dan disampaikan media, kasihan atletnya maunya menang terus. Jadi, kami mencoba untuk realistis. Secara awal dari pola permainan, Fadia bisa mengikuti," tutur Eng Hian.
"Yang menjadi kekhawatiran pertama saat saya memasangkan Apriyani dengan Fadia atau siapa pun pasti akan berharap banyak kepada Apri. Itu yang tidak boleh karena mereka bermain ganda. Kalian berdualah yang mencari poin. Jangan hanya mengharapkan satu orang saja."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar