Kesalahan tersebut terjadi saat pihak kepolisian tetap memaksa menembakkan gas air mata ke arah tribun.
Dalam hal ini diperparah pihak Kepolisian tidak memperhatikan pintu keluar yang masih terkunci.
"Menembakkan gas air mata ke tribun penonton saat gerbang terkunci kemungkinan besar tidak akan menghasilkan apa-apa selain korban jiwa dalam jumlah besar. Dan itulah yang terjadi," ujar Clifford Stott dilansir BolaSport.com dari Washington Post.
Sebelumnya, Kapolda Jawa Timur Irjen (Pol.) Nico Afinta sudah meminta maaf atas kesalahan pengamanan dalam Tragedi Kanjuruhan.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Washington Post |
Komentar