BOLASPORT.COM - Sirkuit Phillip Island dan Casey Stoner merupakan dua entitas yang sulit terpisahkan. Kisah kejayaan The Kuri-Kuri Boy menjadi penyebabnya.
Casey Stoner selalu menjadi nama yang paling sering disebut dalam perdebatan soal siapa pembalap MotoGP yang memiliki talenta terbesar.
Walau hanya menjadi juara dunia dua kali pada 2007 dan 2011, semuanya di MotoGP, Casey Stoner mampu mencuri atensi karena kecepatan di atas rata-rata.
Salah satu pencapaian tertinggi Stoner adalah bagaimana dia menguasai gelaran MotoGP Australia sepanjang kariernya.
Kecuali pada musim debutnya di kelas raja, Stoner selalu menang di Phillip Island dalam enam musim berturut-turut dari 2007 sampai 2012.
MotoGP Australia pada 16 Oktober 2011 menjadi momen terindah karena Stoner merayakan tiga pesta sekaligus: kemenangan balapan, trofi juara dunia, dan ulang tahun.
Kemenangan di lintasan yang menjadi tuan rumah GP Australia selama 26 musim sejak edisi pertama pada 1989 bukan hal yang sepele.
Phillip Island menjadi salah satu sirkuit paling ikonik di MotoGP karena pemandangan lautnya, lintasan yang cepat dan mengalir, dan ... cuaca yang sulit diprediksi.
Akan tetapi, Stoner membuat sirkuit dengan 12 tikungan itu terlihat mudah dengan rentetan kemenangan yang meyakinkan.
Baca Juga: Jadwal MotoGP Australia 2022 - Semua Bisa Terjadi di Phillip Island
Padahal rival Stoner merupakan pembalap-pembalap besar, termasuk sesama "makhluk planet lain" yaitu Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, dan Dani Pedrosa.
Pun semasa Stoner berlomba di kelas MotoGP, tidak ada pembalap yang lain yang nyaris otomatis menang di sirkuit yang sama.
Rekor tertinggi berikutnya adalah tiga kemenangan beruntun oleh Rossi (GP Italia 2006-2008), Lorenzo (GP Portugal 2008-2010), dan Pedrosa (GP Jerman 2010-2012).
STATISTIK KEMENANGAN STONER PADA GP AUSTRALIA | |||
Musim | Posisi Start | Runner-up | Gap |
2007 | 3 | Loris Capirossi | +6,763 detik |
2008 | 1 | Valentino Rossi | +6,504 detik |
2009 | 1 | Valentino Rossi | +1,935 detik |
2010 | 1 | Jorge Lorenzo | +8,598 detik |
2011 | 1 | Marco Simoncelli | +2,210 detik |
2012 | 1 | Jorge Lorenzo | +9,223 detik |
Teori kemudian muncul. Dominasi Stoner dikaitkan dengan fakta bahwa dia adalah "akamsi" alias anak kampung sini di Phillip Island.
Stoner tersenyum saat diminta memberi pendapat dalam podcast Gyspy Tales pada Februari lalu.
Walau berasal dari Australia, ayah dua anak itu justru mengaku tidak pernah berlomba di Phillip Island sebelum terjun ke Kejuaraan Dunia Grand Prix pada 2001.
Karier balap sirkuit Stoner dimulai ketika dia pindah ke Inggris pada usia 14 tahun. Sebelum itu dia berlomba di disiplin dirt bike, balapan dengan lintasan tanah.
"Senang mengetahui semua orang berpikir saya tumbuh dengan mengetahui rahasia Phillip Island," kata Stoner.
"Mereka berpikir saya mempelajarinya selama bertahun-tahun karena cuaca dan kondisi lintasannya yang buruk."
Baca Juga: Alex Marquez Ingin Pulihkan Keyakinan Usai Jadi Korban Harapan Palsu Honda
"Ini hal yang sangat bagus bagi saya karena Phillip Island juga hampir menjadi sirkuit favorit semua pembalap," tambahnya.
Casey Stoner akhirnya diabadikan menjadi nama Tikungan 3 dari Sirkuit Phillip Island.
Stoner menjadi pembalap Australia ketiga yang mendapat kehormatan ini setelah dua kampiun kelas premier lain yaitu Mick Doohan dan Wayne Gardner.
Kenapa Tikungan 3? Karena tikungan kecepatan tinggi ke arah kiri tersebut merupakan salah satu sirkuit favorit Stoner.
Bagi Stoner, tikungan cepat yang panjang ibarat surga karena memaksimalkan kelebihannya yaitu kontrol traksi di tangan kanannya sendiri. Inilah rahasianya.
Ketika pengaruh peranti elektronik seperti anti-wheelie dan kontrol traksi makin besar pada MotoGP, Stoner malah berdebat dengan kru untuk mematikannya.
Ditambah pengalaman dengan dirt bike, Stoner makin mahir dalam membawa motornya meluncur dengan ban belakang di tikungan.
Keenam balapan MotoGP Australia yang dimenangi Stoner pun memuat catatan waktu parsial terbaik atas namanya di Sektor 2.
Stoner mengaku awalnya tidak percaya diri melewatinya karena rawan terjatuh. Akan tetapi dia berhasil menemukan solusi setelah mencoba-coba sendiri.
Baca Juga: Respek Bagnaia kepada Quartararo karena Kejar Gelar MotoGP dengan Motor Inferior
"Tikungan 3 adalah tikungan gigi lima ke arah kanan dengan kecepatan 265 kilometer per jam saat memasukinya lalu melewati turunan," ujar Stoner.
"Dan karena kita selalu mendapat dorongan angin dari sisi dalam ke arah lautan, ban depannya sering selip ketika memacu motornya."
"Jadi begitu saya menekuk setang motor ke arah sebaliknya, dengan gaya dirt track, saya tidak akan terjatuh."
Stoner menjelaskan kuncinya adalah meluncur sedini mungkin lalu bergerak ke sisi kiri untuk mempersiapkan diri menuju tikungan berikutnya.
Memastikan awalan yang baik untuk melewati Tikungan 4, alias Tikungan Honda, disebut Stoner sebagai kunci untuk meminimalisir risiko terjatuh.
Evolusi dari trik ini kemudian terletak kepada seberapa cepat dia mulai meluncur.
"Saya melepas gas untuk sedikit memberikan tekanan ke bagian depan dan membuka gas secepat saya bisa mengerem dengan rem belakang," sambung Stoner.
"Kemudian saya sedikit menekuk bagian depan dan pada dasarnya saya tidak akan kehilangan grip di sana."
"Jadi saya bisa mengendalikannya, mengangkat motornya agar kembali lurus saat keluar, dan mengerem dalam posisi tegak menuju Tikungan Honda yang sangat sulit."
"Saya akan meluncur di tikungan tersebut, bertahan di sisi kiri, mengangkat motornya dan mengerem dengan tegak, membuang semua risiko dari Tikungan Honda."
Stoner direncanakan menjadi tamu pada MotoGP Australia yang akan berlangsung pada akhir pekan ini, 14-16 Oktober 2022.
Baca Juga: Akun Instagram Sempat Hilang, Ada Apa dengan Fabio Quartararo
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar