Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tragedi Kanjuruhan - LPSK Menemukan Bahwa Kepolisian Tidak Melarang Adanya Gas Air Mata dalam Rencana Pengamanan

By Sasongko Dwi Saputro - Kamis, 13 Oktober 2022 | 15:00 WIB
Seluruh skuad Arema FC menggelar tabur bunga di Stadion Kanjuruhan pada Senin (3/10/2022).
INSTAGRAM/@AREMAFCOFFICIAL
Seluruh skuad Arema FC menggelar tabur bunga di Stadion Kanjuruhan pada Senin (3/10/2022).

BOLASPORT.COM - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menemukan sejumlah fakta di balik Tragedi mematikan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Salah satunya mengenai gas air mata.

Seperti diketahui, Tragedi Kanjuruhan menjadi peristiwa paling mematikan dalam sejarah sepak bola Indonesia bahkan dunia.

Peristiwa tersebut terjadi seusai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB.

Dalam peristiwa memilukan tersebut, tercatat ada 132 orang yang meninggal dunia.

Salah satu penyebab adanya kematian para suporter tersebut adalah adanya penembakan gas air mata.

Selain itu, kesalahan rencana pengamanan juga mendapatkan sorotan dari publik.

Tentu, dua hal itu diamini oleh LPSK pada konferensi pers yang dihadiri para awak media termasuk BolaSport.com pada Kamis (12/10/2022) secara daring.

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu menyatakan bahwa pelaksaan saat hari kejadian tidak sesuai dengan rencana pengamanan yang sudah disusun Kapolres Kabupaten Malang.

Menurut rencana pengamanan, aparat keamanan seusai laga wajib melaksanakan tahap keempat yaitu mengelilingi lapangan untuk menghadap penonton di tribun.

Namun dalam tayangan ulang yang didapatkan oleh LPSK, aparat keamanan sudah terkonsentrasi di satu titik sehingga gagal mencegah suporter untuk masuk ke lapangan.

Baca Juga: Ketua Komdis PSSI Membenarkan Bahwa Ketua Panpel Arema FC Pernah Mendapatkan Sanksi

"Itu diangka (tahap) empat, dikutip dari rencana pengamanan, penonton yang masuk ke lapangan itu ada cara bertindak," ujar Edwin Partogi Pasaribu.

"Pasukan di ring 1 mengelilingi lapangan menghadap penonton, nah tadi kita lihat setelah peluit panjang, pasukan ring 1 khususnya di tribun timur sudah meninggalkan posisi penjagaannya."

"Steward sudah tidak menghadap penonton sebelumnya dan terkonsentrasi di foto ini, itu yang sepertinya memberikan ruang yang luas bagi penonton masuk ke lapangan dari tribun 8 atau 9," ujarnya.

Selain itu, LPSK juga menyebut bahwa Kepolisian tidak menulis tentang peralatan yang dilarang dibawa saat melakukan pengamanan.

Kapolres Kabupaten Malang juga melarang penggunaan senjata api, namun tidak melarang adanya senjata gas air mata.

Selain itu, Kapolres juga sempat memerintahkan aparat untuk tidak melakukan kekerasan yang berlebihan.

Baca Juga: AFC Siap Bantu PSSI Benahi Kompetisi Sepak Bola Indonesia

Namun hal itu tidak terjadi pada tragedi di malam kelam tersebut saat aparat terbukti banyak melakukan kekerasan berlebihan ke massa.

"Apabila kita membaca dokumen rencana pengamanan, kita tidak menemukan alat apa saja yang disiapkan untuk dibawa aparat yang bertugas, termasuk tidak ditemukannya adanya pembolehan gas air mata," ujar Edwin Partogi Pasaribu.

"Dalam rencana pengamanan yang ada itu tidak diuraikan alat-alat pengamannnya apa saja. Kalau peralatannya ada, kendaraan ada, satuannya ada yang memberikan dukungan keamanan, ada 2034 yang membantu pengamanan dalam penyelenggaraan pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya malam itu."

"Dari 2034 itu tidak hanya TNI/Polri, tapi juga dari aparat sipil termasuk dari Satpol PP, Dishub, BPBD, termasuk Steward yang tercatat ada 200 personil."

"Dalam arahan Kapolres melarang penggunaan senjata api, juga tidak memperbolehkan adanya kekerasan yang sifatnya eksesif (berlebihan)," lanjutnya.

Saat ditemui oleh pihaknya, Wakil Ketua LPSK itu mengaku bahwa Kapolres tidak mengetahui adanya pelarangan penggunaan gas air mata dalam aturan FIFA.

"Namun, dalam arahan Kapolres tersebut tidak kita dengar larangan gas air mata, ketika dalam bertemu dengan Kapolres juga mengakui tidak mengetahui aturan FIFA tentang pelarangan gas air mata," kata Edwin Partogi Pasaribu.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Metta Rahma Melati
Sumber : BolaSport.com
REKOMENDASI HARI INI

Prediksi Ipswich Town Vs Man United, Debut Amorim Berjalan Manis Lewat Kemenangan Tipis

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
6
15
2
Man City
6
14
3
Arsenal
6
14
4
Chelsea
6
13
5
Aston Villa
6
13
6
Fulham
6
11
7
Newcastle
6
11
8
Tottenham
6
10
9
Brighton
6
9
10
Nottm Forest
6
9
Klub
D
P
1
Borneo
10
21
2
Persebaya
10
21
3
Persib
10
20
4
Bali United
10
20
5
Persija Jakarta
10
18
6
Arema
11
18
7
PSM
11
18
8
PSBS Biak
10
15
9
Persik
10
15
10
Persita
10
15
Klub
D
P
1
Barcelona
13
33
2
Real Madrid
12
27
3
Atlético Madrid
13
26
4
Villarreal
12
24
5
Osasuna
13
21
6
Athletic Club
13
20
7
Real Betis
13
20
8
Real Sociedad
13
18
9
Mallorca
13
18
10
Girona
13
18
Klub
D
P
1
Napoli
10
25
2
Inter
10
21
3
Atalanta
10
19
4
Fiorentina
10
19
5
Lazio
10
19
6
Juventus
10
18
7
Udinese
10
16
8
Milan
9
14
9
Torino
10
14
10
Roma
10
13
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136
Close Ads X