Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Hariyanto Arbi Sebut 'Smash 100 Watt' Bagian dari Sport Science

By Delia Mustikasari - Kamis, 20 Oktober 2022 | 00:00 WIB
Legenda tunggal putra Indonesia, Hariyanto Arbi, di sela peluncuran buku mantan pelatihnya di pelatnas, Basri Yusuf, tentang sport science di GOR Jati, Kudus, Rabu (19/10/2022).
DELIA MUSTIKASARI/BOLASPORT.COM
Legenda tunggal putra Indonesia, Hariyanto Arbi, di sela peluncuran buku mantan pelatihnya di pelatnas, Basri Yusuf, tentang sport science di GOR Jati, Kudus, Rabu (19/10/2022).

BOLASPORT.COM - Legenda tunggal putra Indonesia, Hariyanto Arbi, mengakui bahwa dia sudah menerapkan sport science, sejak berlatih di klubnya PB Djarum dan saat menjadi atlet pelatnas di Cipayung, Jakarta.

Hariyanto Arbi menjelaskan saat zamannya dahulu, sport science yang diterapkan masih sederhana dan terbatas. Biasanya dia mencatat pengalaman bertandingnya dalam sebuah catatan latihan harian.

"Dahulu, saya biasa mencatat pengalaman ketika bertemu lawan untuk mengetahui apa kelebihan lawan, apa yang membuat shuttlecock kita mati karena nanti lawan yang akan kita temui, itu-itu saja," kata Hariyanto Arbi di sela peluncuran buku Badminton Berbasis Sport Science' karya Basri Yusuf di GOR Jati, Kudus, Rabu (19/10/2022).

Baca Juga: Coba Lagi, Denmark Open Masih Juga Belum Bersahabat buat Anthony

"Jadi, kalau mau bertemu lawan tertentu, tinggal membuka catatan saja. Jika saat di lapangan lawan berubah, saya tinggal menyesuaikan lagi. Tetapi, rata-rata sudah ada gambaran," ucap Hari.

"Semua itu saya lakukan sejak masuk PB Djarum hingga ke pelatnas sekitar tahun 1984. Manfaatnya, jadi tahu apa kelebihan lawan sehingga tidak perlu menambah-nambah lagi apa yang perlu dilakukan saat bertanding."

Menurut Hari, perubahan lawan biasanya 30 persen kerana pola permainan tidak bisa diubah dalam waktu singkat karena sudah menjadi kebiasaan pemain sejak kecil.

"Dulu mencatat dan menonton video serta visualisasi lawan. Hal ini saya terapkan sejak umur 13 tahun. Tunggal putra di pelatnas sudah menerapkan sport science, tetapi belum maksimal karena negara lain sudah menerapkan juga," tutur pria berusia 50 tahun itu.

"Tantangan ada di tunggal putra junior. Mereka perlu diberi kesempatan yang banyak untuk jam terbang. Takutnya tunggal putra di pelatnas hanya itu-itu saja pemainnya sehingga tertinggal dengan negaea lain," ujar Hari.

"Jojo, Ginting supaya bisa dapat gelar level tinggi menurut pengalaman saya, kalau kalah latihannya harus ditambah. Untuk mengejar itu, balik lagi ke latihannya lagi. Latihannya benar-benar harus dipersiapkan dengan baik."


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : BolaSport.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
15
36
2
Chelsea
16
34
3
Arsenal
17
33
4
Nottm Forest
17
31
5
Aston Villa
17
28
6
Man City
17
27
7
Newcastle
17
26
8
Bournemouth
16
25
9
Brighton
17
25
10
Fulham
16
24
Klub
D
P
1
Persebaya
15
34
2
Persib
13
29
3
Borneo
15
26
4
Persija Jakarta
15
25
5
Bali United
14
24
6
Persita
15
24
7
PSM
14
23
8
Dewa United
15
22
9
Arema
15
22
10
PSBS Biak
15
22
Klub
D
P
1
Atlético Madrid
18
41
2
Barcelona
19
38
3
Real Madrid
17
37
4
Athletic Club
19
36
5
Mallorca
19
30
6
Villarreal
17
27
7
Real Sociedad
18
25
8
Girona
18
25
9
Osasuna
18
25
10
Celta Vigo
18
24
Klub
D
P
1
Atalanta
16
37
2
Napoli
16
35
3
Inter
15
34
4
Fiorentina
15
31
5
Lazio
16
31
6
Juventus
16
28
7
Milan
16
26
8
Bologna
15
25
9
Udinese
16
20
10
Empoli
16
19
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
508
2
F. Bagnaia
498
3
M. Marquez
392
4
E. Bastianini
386
5
B. Binder
217
6
P. Acosta
215
7
M. Viñales
190
8
A. Marquez
173
9
F. Morbidelli
173
10
F. Di Giannantonio
165
Close Ads X