BOLASPORT.COM - Eks pemain Paris Saint-Germain, Jerome Rothen, menilai titik lemah Les Parisiens justru terletak di trio MNM yang diisi Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe.
Paris Saint-Germain baru saja memastikan diri melaju ke babak 16 besar Liga Champions 2022-2023.
Kemenangan telak 7-2 Paris Saint-Germain atas Maccabi Haifa pada matchay kelima Grup H, Selasa (25/10/2022) atau Rabu dini hari WIB, membuat mereka lolos ke fase gugur.
Kelolosan Paris Saint-Germain ke fase knock-out Liga Champions tak lepas dari peran trio penyerang maut mereka.
Trio MNM yang berisikan Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe, berperan besar dalam progres Paris Saint-Germain.
Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe, masing-masing menyumbang gol dan assist buat PSG di laga kontra Maccabi Haifa.
Lionel Messi tercatat menorehkan dua gol dan dua assist, setali tiga uang dengan Kylian Mbapp yang juga membukukan dua gol dan dua asisst.
Baca Juga: Nafas Barcelona di Liga Champions Cuma Tersisa 2 Sejak Messi Pergi
Sementara itu Neymar mencetak satu gol.
Adapun dua gol PSG lainnya yang dicetak ke gawang Maccabi Haifa dihasilkan oleh Carlos Soler dan bunuh diri Sean Goldberg.
Penampilan dominan diperlihatkan pasukan Christophe Galtier atas Maccabi.
Bagaimana tidak, pada laga yang berlangsung di Parc des Princes tersebut, PSG mampu menguasai jalannya laga dengan penguasaan bola mencapai 61 persen.
Dari segi peluang, Les Parisiens mampu melepaskan 21 tembakan secara total.
Namun, penampilan gahar itu mendapat kritikan.
Terutama penampilan mereka di lini belakang.
Baca Juga: Dalam 6 Episode, Bayern Muenchen Cukur Barcelona dengan Agregat 22-4
Kemenangan besar atas Maccabi juga dibarengi oleh kebobolan dua gol yang lahir dari brace Abdoulaye Seck.
Tim asal Israel itu tercatat mampu melepaskan 13 tembakan secara total ke arah gawang Gianluigi Donnarumma.
Eks pemain PSG, Jerome Rothen, mengkritik bentuk permainan dari bekas timnya tersebut.
Menurut Jerome Rothen, menilai trio MNM tidak membantu peran defensif tim dengan kurangnya tekanan pada bola.
Di samping itu, Rothen juga melihat tim asuhan Christophe Galtier pasif dalam bertahan.
Itu membuat adanya celah dan kelonggaran yang bisa dimanfaatkan oleh lawan.
"Dengan bola, Anda menyadari bahwa mereka bisa terluka," kata Rothen, dikutip BolaSport.com dari RMC Sport.
Baca Juga: Degradasi ke Liga Malam Jumat, 3 Pemain Barcelona Jadi Bahan Olok-olokan Fan Man United dan Chelsea
"Di sisi lain, masalah sebenarnya bagi PSG adalah tanpa bola."
"Bagaimana cara mereka bermain ketika kehilangan bola? Apakah tiga pemain di depan ingin membantu kolektif untuk memulihkannya?"
"Saat melawan Maccabi Haifa itu tidak terlihat dari tiga penyerang mereka."
"Tim ini terlalu rapuh."
"Ketika ada ritme dan kualitas teknis di depan, mereka menemukan diri mereka dalam bahaya terlalu cepat."
"Mereka mundur terlalu mudah dan mereka kebobolan terlalu banyak peluang."
"Itu area untuk perbaikan," ujar Rothen menambahkan.
Baca Juga: Soal Ban Kapten Man United, Bruno Fernandes Dinilai Lebih Layak Dibandingkan Harry Maguire
Di luar kritik untuk trio MNM, tiga penyerang buas PSG memang tampil luar biasa musim ini.
Total sudah ada 40 gol dari 50 gol yang dibuat oleh PSG musim ini dari ketiga pemain andalan mereka itu.
Statistik tersebut terbagi menjadi 16 gol dan 4 assist dari Mbappe, 13 gol dan 10 assist dari Messi, serta 11 gol dan 2 assist dari Neymar.
Meski sempat diterpa isu keretakan hubungan di antara ketiganya, nyatanya kekompakan dan ketajaman mereka tidak pudar di PSG.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | Sportskeeda.com, RMC Sport |
Komentar