BOLASPORT.COM - Komite Penyelenggara Piala Dunia 2022 Qatar memberikan respons soal kritikan yang terus menerus diberikan.
Di balik gegap gempita pergelaran Piala Dunia 2022 yang bakal disambut banyak pencinta sepak bola, Qatar sebagai negara penyelenggara tak luput dari getah pahitnya.
Sejumlah protes dilayangkan kepada Qatar atas perlakuan mereka terhadap para pekerja yang dinilai melanggar hak asasi manusia.
Sejak ditunjuk menjadi tuan rumah 12 tahun lalu, Qatar membangun infrastruktur sepak bola serta pendukung lainnya untuk menyukseskan Piala Dunia 2022.
Kini dengan semakin dekatnya waktu perhelatan turnamen, gelombang kritikan terus menerus berdatangan.
Tak hanya dari kalangan aktivis atau pemerhati HAM, sejumlah protes juga dilakukan secara langsung dengan mereka yang berkaitan dengan sepak bola.
Protes ini sering dilancarkan oleh massa di benua Eropa yang menganggap Qatar tak bisa menjadi tuan rumah yang baik.
Aksi boikot dan pelarangan banyak dilakukan di negara-negara Eropa yang merasa Qatar berlaku buruk.
Baca Juga: PIALA DUNIA - Tampil Solid dengan PSG, Sergio Ramos Masuk Skuad Sementara Timnas Spanyol
Terbaru, Australia sebagai salah satu peserta Piala Dunia 2022 melancarkan aksi protes melalui sebuah video dari beberapa pemain timnas mereka.
Enam belas pemain menyuarakan keprihatinan tentang catatan pelanggaran hak asasi manusia Qatar dan menyerukan reformasi pekerja lebih lanjut serta dekriminalisasi hubungan sesama jenis.
Atas protes tersebut, Komite Penyelenggara Piala Dunia 2022 memberikan respons dengan mengapresiasi.
"Kami memuji para pesepak bola yang menggunakan platform mereka untuk meningkatkan kesadaran akan hal-hal penting," demikian isi pernyataan tersebut dikutip BolaSport.com dari Fox Sports.
A message from our @Socceroos on the @FIFAWorldCup #SupportingThePlayers pic.twitter.com/bUqW2pne1w
— Professional Footballers Australia (@thepfa) October 26, 2022
"Kami telah melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa Piala Dunia ini memiliki dampak transformatif pada peningkatan kehidupan."
"Terutama bagi mereka yang terlibat dalam membangun tempat kompetisi dan non-kompetisi yang menjadi tanggung jawab kami. "
"Melindungi kesehatan, keselamatan, keamanan, dan martabat setiap pekerja yang berkontribusi pada Piala Dunia ini adalah prioritas kami."
"Hal ini dicapai melalui komitmen kami untuk meminta pertanggungjawaban kontraktor melalui standar kesejahteraan pekerja kami."
"Pekerjaan berkelanjutan untuk meningkatkan praktik kesehatan dan keselamatan, menciptakan dan mengembangkan forum perwakilan pekerja bekerja sama dengan serikat pekerja dan pakar internasional."
"Hal itu juga termasuk audit yang kuat mencakup pemantau pihak ketiga yang independen, bekerja dengan kontraktor untuk memastikan pekerja yang membayar biaya perekrutan berhak mendapatkan uangnya kembali."
"Ditambah dengan memastikan bahwa kebijakan ini mengarah pada perubahan budaya kerja yang berlangsung jauh melampaui tahun 2022."
Lebih lanjut lagi, mereka mengungkapkan bahwa tidak ada negara yang sempurna dalam penyelenggaraan Piala Dunia.
‘No country is perfect’: Qatar responds to Socceroos’ bold pre-World Cup protesthttps://t.co/OCvKnMNDkm
— Les Street (@official_lesdog) October 28, 2022
"Reformasi ketenagakerjaan Pemerintah Qatar diakui oleh ILO, ITUC, dan berbagai organisasi hak asasi manusia sebagai tolok ukur di wilayah tersebut," ujar juru bicara Piala Dunia.
"Undang-undang dan reformasi baru sering kali membutuhkan waktu untuk diterapkan dan penerapan undang-undang ketenagakerjaan yang kuat merupakan tantangan global, termasuk di Australia."
"Tidak ada negara yang sempurna dan setiap negara - tuan rumah acara besar atau tidak - memiliki tantangannya sendiri."
"Piala Dunia ini telah berkontribusi pada warisan kemajuan, latihan yang lebih baik, dan peningkatan kehidupan."
"Ini adalah warisan yang akan bertahan lama setelah bola terakhir ditendang."
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | foxsport.com.au |
Komentar