"Pada akhir 2021 dia ditunjuk sebagai favorit juara dunia untuk musim berikutnya," ucap Pedrosa kepada La Gazzetta dello Sport, dikutip dari Motosan.
"Pada akhirnya dia memenuhi ekspektasi meskipun dengan awal yang mengecewakan dan penuh dengan kesalahan serta kecelakaan."
Kiprah Bagnaia pada musim ini memang tidak terduga karena dia berhasil membalikkan keadaan dari ketertinggalan 91 poin jelang paruh musim.
Sekadar informasi, andai menjadi juara, Bagnaia akan melakukan comeback terbesar dalam sejarah MotoGP.
Pedrosa menyebut empat kemenangan beruntun yang dimulai pada balapan seri ke-11 MotoGP Belanda menjadi titik balik Bagnaia.
Dalam sembilan balapan terakhir sejak GP Belanda, murid Valentino Rossi itu hanya sekali gagal finis tiga besar dan mengemas empat kemenangan.
Adapun Quartararo justru kebalikannya. Pada periode yang sama El Diablo hanya dua kali naik ke atas podium dan tanpa kemenangan.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi di Yamaha, apakah Quartararo mendapatkan dukungan atau tidak," ucap pembalap berjuluk The Little Spaniard itu.
"Tapi dari luar saya melihat Ducati yang benar-benar berusaha, bekerja dengan sangat baik sebagai sebuah tim, dan itu terlihat dari hasil dari semua pembalapnya."
Baca Juga: Peluang Quartararo Raih Gelar Belum Habis, Bagnaia Diminta Waspada
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar